Kamis, 03 September 2009

Menerima Teguran

Amsal 12:1:
Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.

Amsal 25:12
Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar.

Amsal 27:5
Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.



Menerima teguran memang tidak mengenakkan

Ibrani 12:11a:
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita.

Saya sendiri masih harus belajar banyak untuk menerima teguran.
Puji Tuhan, Tuhan begitu mengasihi saya karena memberikan sejumlah orang yang mau menegur saya, mengingatkan saya, dan saat saya mau menerima teguran itu, saya memperoleh hal yang berharga.

Amsal 12:1:
Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.

Karena itu saya merasa perlu belajar untuk menerima dan menikmati menerima teguran (ditegur).

Manfaat teguran

1. Menghasilkan kebenaran

Ibrani 12:11b
Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

Teguran menghasilkan kebenaran. Kebenaran menghasilkan damai. Bila kita melakukan sesuatu yang salah secara sadar, biasanya kita akan merasakan sesuatu dalam hati kita: tidak enak, merasa bersalah, tidak tenang, tidak damai.

Hati Nurani atau dalam psikologi disebut sebagai Superego merupakan aspek dari kepribadian yang memegang seluruh standar moral dan idealisme yang kita miliki dan hal ini diperoleh dari dua sumber, yaitu orang tua dan masyarakat , yang merupakan suatu bentuk nilai benar atau salah.

Terdapat dua bagian dalam superego:

1. Ego Ideal : termasuk di dalamnya aturan-aturan dan standar-standar untuk perilaku yang baik. Perilaku-perilaku ini termasuk perilaku-perilaku yang disetujui oleh orang tua dan figur otoritas (pemegang kekuasaan). Mematuhi aturan akan menghasilkan suatu perasaan bangga, berharga, dan berhasil.

2. Kesadaran : termasuk di dalamnya adalah informasi mengenai hal-hal yang dipandang sebagai hal yang buruk oleh orang tua dan masyarakat. Perilaku-perilaku ini sering dilarang untuk dilakukan dan akan bila dilakukan menghasilkan konsekuensi, hukuman, dan perasaan bersalah serta penyesalan yang dalam.


Bagi orang percaya, superego saja tidak cukup.

Tuhan juga mengaruniakan Roh Kudus dalam setiap kita
Mengapa demikian?
Super ego/nurani/suara hati masih bisa salah, karena ditentukan oleh nilai, norma, tatanan-tatanan yang tertanam dalam diri, dan yang ditanamkan oleh orang tua dan masyarakat, sedangkan Roh Kudus tidak bisa salah.

Yohanes 14:16
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,

Ya, Penolong di sini adalah Roh Kudus. Dengan adanya Roh Kudus, saat kita berbuat salah, akan terasa sekali.

Bagaimana dengan tindakan salah yang tidak kita sadari ? Hal yang kita tidak pahami itu adalah salah ?
Roh Kudus akan memberitahukan kita, salah satunya lewat teguran, baik langsung ke hati & pikiran kita, ataupun melalui orang lain (keluarga, istri, teman, ortu, dll)
Karena Roh Kudus adalah Allah sendiri dan Allah adalah damai, saat kita mengikuti teguran-Nya maka damai yang hilang itu akan kembali.

2. Memberikan tuntunan hidup

Amsal 6:23
Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,

Perumpamaan teguran sebagai alat navigasi dalam berlayar
Suatu kapal yang berlayar mengarungi lautan akan sulit untuk menentukan arah dan jaraknya dari tempat semula, kecuali ada kompas dan perangkat navigasi untuk menentukan jarak. Begitu pula dengan kita. Saat kita berlayar mengarungi samudera kehidupan ini, seringkali kita kehilangan arah sudah sejauh mana kita berlayar. Kita membutuhkan teguran sebagai kompas dan perangkat navigasi kita.

3. Menjaga kita dari tersesat

Amsal 10:17
Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.

Teguran menjaga kita dari tersesat. Bila kita terus-menerus melakukan hal yang salah, kita dapat tersesat pada akhirnya. Hal ini sangat menarik, karena seringkali kita tidak menyadari bila kita sudah melakukan kesalahan kecil.

Sedikit demi sedikit kesalahan kecil itu kita lakukan lalu akhirnya menjadi menumpuk. Bahaya dari hal-hal kecil ini dapat membawa kepada konsekuensi yang sangat serius: kemurtadan, meninggalkan Tuhan. Ya, tersesat berarti meninggalkan Tuhan.

Ya, teguran menjaga kita dari membuat kesalahan yang lebih besar dan pada akhirnya menghindarkan kita dari ketersesatan.

Bagaimana sikap kita menghadapi teguran?

1. Mendengarkan.
Mendengarkan merupakan kunci pertama untuk menerima teguran. Tanpa mendengarkan kita tidak bisa mengerti apalagi untuk menerima teguran.
2. Memperhatikan.
Memperhatikan untuk mengetahui permasalahan apa yang perlu kita bereskan. Hal apa yang perlu kita koreksi dalam diri kita.
3. Membuka hati dan tidak berkeras kepala.
Berkaitan dengan membuka hati dan tidak berkeras kepala, ini sangat terkait erat pada satu aspek, yaitu kerendahan hati.
4. Menerima teguran.
Ini merupakan langkah terakhir. Saat menerima teguran, tentu saja kita tidak akan tinggal diam, tetapi tentu kita akan memikirkan, menyusun langkah-langkah untuk berubah, dan setelah itu melakukannya.



Yeremia 17:23
Namun mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memperhatikannya, melainkan mereka berkeras kepala, sehingga tidak mau mendengarkan dan tidak mau menerima tegoran.

Teguran yang mendidik, baik disampaikan dengan lemah lembut ataupun dengan tajam dan menusuk, tujuannya adalah baik.
Memang akan lebih mudah menerima teguran yang lemah lembut dan tidak bersifat mencela, pedas, atau tajam dan menusuk, tetapi sama saja semuanya adalah teguran yang mendidik.

Saya sering mengalami saat mengalami teguran yang tajam dan menusuk, reaksi pertama saya sudah jelas menolak itu. Namun seringkali sesudahnya, Roh Kudus mengingatkan pada saya akan kebenaran teguran itu.

Ya, saya masih harus banyak sekali belajar untuk menerima teguran. Sikap yang perlu dimiliki terhadap teguran:

Amsal 15:33
Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.

Untuk bisa menerima teguran, kita perlu membuka hati dan tidak berkeras kepala.
Sumbernya adalah di kerendahan hati. Untuk menerima teguran diperlukan hati yang mau diubahkan.

Ya, menerima teguran berarti berubah. Saat kita (Anda dan saya) mau berubah ke arah yang positif, kita (Anda dan saya) menjadi orang yang jauh lebih baik.



PENUTUP

Amsal 15:10
Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.

Jangan matikan jiwa Anda! Jangan matikan Roh Kudus dalam diri Anda! Jangan matikan kebenaran!

Marilah kita menjadi orang-orang yang mencintai teguran !

SIKAP MANJA DI HADAPAN ALLAH DAN HUBUNGANNYA DGN GARAM YANG TAWAR

SIKAP MANJA YANG TIDAK SENGAJA TERBENTUK.

Saya tidak pernah bertemu dengan orangtua yang berkata dengan bangga kepada saya, "Pak, sudah kenal anak saya?

"Yang mana anak Anda?"

"Oh si ini umur sepuluh tahun. Wah dia luar biasa. Dia anak saya yang paling baik."

"Apanya yang luar biasa?"

"Manjanya itu yang luar biasa. Apa pun minta tolong pembantu, minta tolong ini itu. Anak saya yang ini hebat. Sampai
umur dua puluh tahun pun ia masih minta dipegang tangannya dan diantar jika berangkat ke sekolah. Hebat & Bangga kan,
Pak, punya anak manja."

Tidak ada orangtua normal yang berkata seperti itu. Orangtua normal akan berkata, "Anak saya hebat, Pak. Dia tangguh, mandiri, siap menyelesaikan masalahnya."

Siapkah kita berada di hadapan Tuhan? Apakah kita akan menjadi anak manja yang selalu mengeluh, "Aduh Tuhan, aku nggak kuat, cabut saja nyawaku. Aku nggak kuat lagi. Cabut nyawa sainganku itu."? Itukah kita? Atau kalau ada masalah muncul, lalu kita kaget lalu waduh kok begini ya? Bagaimana ini? Seharusnya tidak begini.

Kita sering tidak sadar bahwa kita ini sebenarnya manja dihadapan Allah. Banyak kata2/syair2 lagu2/ayat2 yang berkata bahwa Allah kita terhebat, sumber segalanya, Maha Kuasa, Maha penyabar, Maha penolong, Maha Baik, Raja diatas segala raja, Tuhan diatas segala tuhan, Nama segala nama, dsb…. Bahkan kita tahu bahwa Tuhan sifatnya Alfa dan Omega. Jadi tdk usah dipertentangkan dan dipertanyakan lagi asalnya dari mana. Memang semuanya itu 100% benar dan tidak salah.
Tapi semua pernyataan tsb secara tidak sadar bercampur dengan keterbatasan akal pikiran kita sehingga menciptakan sebuah paradigma baru yaitu SIKAP MANJA DIHADAPAN TUHAN.

Manja yang bagaimanakah? Apa penyebabnya? Ada bbrp ayat dalam Alkitab yang kalau kita cuplik krn bagus sekali tanpa menyelidiki ayat2 yang lain secara keseluruhan akan menyebabkan sikap manja ini.

1. Kita merasa bahwa Tuhan kita yang hebat tadi sudah mencukupkan segala sesuatunya buat kita, jadi kita tenang2 saja. Ada ayat : Burung pipit saja dipelihara, masa saya tidak? Tuhan menghitung jumlah helai rambut di kepala kita. Wuaw, absolutely amazing?? Begitu cintanya Dia thd kita sampai memperhatikan scr luar biasa detail.
2. Kita jadi sering tidak bisa maksimal bekerja apa yang sudah menjadi tugas kita di bumi ini, karena kita merasa ada backing ‘Yesus’ dibelakang kita. Kita jadi sering Ge-Er. Ada ayat : Minta apa saja pasti Tuhan beri. Lama kelamaan muncul mental “ga usah kerja ngoyo2, sabar, tunggu pemberian Tuhan, minta aja pasti Tuhan beri.”
3. Lambat laun, secara tidak sadar kita menjadi ‘kalah bersaing’ dgn orang dunia yang lebih pintar.
Ad.3. Lukas 16:8 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.

Kita harus melakukan apa yang menjadi tugas dan kewajiban kita di dunia ini, sehingga kita bisa menjadi ‘laskar’ Kristus di dunia yang gelap ini.

Kita harus melakukan APA YANG HARUS TUHAN SURUH KITA YANG KERJAKAN. Kita dapat mengambil hikmah dari cerita Yesus berjalan diatas air dalam :

Matius 14:22. Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
14:23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
14:24 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.
14:25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.
14:26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut.
14:27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
14:28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
14:29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
14:32 Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
14:33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."


Hikmah dari cerita ini banyak, tapi saya ambil bbrp pada ayat 29:
1. Iman tanpa perbuatan percuma.
2. Ayat 27-29 : Datanglah! Petrus turun dan berjalan di atas air kearah Yesus. Hal ini yang harus kita lakukan. Ini yang menjadi tugas kita. Jangan semua2nya Yesus terus. Utk dapat berjalan bersama Yesus kita harus kerjakan apa yang menjadi bagian kita. Bukan Yesus yang datang ke Petrus lalu angin reda. Jelas sekali bahwa Yesus ingin kita tumbuh dewasa dan bukan jadi anak yang manja yang selalu ingin dilayani.

Nah kalau sampai kita terus kalah sama anak2 dunia, lha sampai kapan kita bisa jadi terang dan garam bagi dunia? Nantinya kita akan jadi Defender di dunia ini. Kita tidak melakukan apa2 yang berarti. Kita lupa bahwa sesungguhnya Tuhan mau kita jadi apa di dunia ini. Tuhan ingin kita jadi GARAM & TERANG DUNIA!

GARAM & TERANG DUNIA.

Matius 5:13. "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Lukas 14:34 Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
14:35 Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Seram kalau baca ayat ini, soalnya kalau garam itu jadi tawar, maka tidak ada gunanya lagi alias sia-sia. Kalau kehidupan Kekristenan kita tidak memancarkan Terang Yesus dan tidak ada pengaruhnya bagi orang lain sama sekali, maka KeKristenan kita akan tidak berguna sama sekali, malah menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Kalau garam buat mengasinkan sebuah makanan, maka makanan tsb akan jadi asin. Jadi fungsi garam adalah membuat sesuatu yang tawar menjadi berasa. Dunia ini adalah tawar. Jadi tugas kita adalah memberi rasa kepada dunia. Garam jadi berguna apabila disekitarnya tawar, tapi garam menjadi tidak berguna apabila bercampur dengan garam lain. Pinjam kata punya Jeffry Rachmat: jadi gudang garam namanya.

Jadi jangan sampai kita kalah dengan anak2 dunia. Kita justru harus menjadi terang yang bisa menerangi mereka yang gelap dan mereka bisa turut mengenal dan memuliakan Bapa kita di surga. Kita harus menjadi terang bukan utk sesame Kristen saja, tapi utk semua manusia dgn segala kepercayaannya dan keaneh2annya.

RELEVAN ≠ SAMA.

Kita jangan menjadi orang ‘aneh’ di mata mereka. Kita harus ‘relevan’ dgn mereka supaya mereka tdk canggung thd kita. Kalau kita dirasa ‘aneh’ maka mereka akan segan dan sungkan dan kita akan dicap ‘freak’. Jangankan kita mereka mau dengar penginjilan kita, ngobrol dgn kita saja sudah tidak kerasan. Dan kita tidak akan bisa jadi garam dan terang bagi mereka. Jangan salah sangka, ‘Relevan’ bukan berarti ‘Sama’. Relevan adalah kita harus bisa mengerti ‘bahasa’ mereka, membuat mereka nyaman apabila kita dekat dgn mereka, tapi ingat, kita tetap tdk boleh sampai terpengaruh hal2 buruk. Prinsip2x Tuhan harus tetap kuat di dalam diri kita.

Di kalangan org Kristen, banyak kebiasaan2x atau istilah2 yang hanya dimengerti oleh kalangannya sendiri, tapi orang diluar Kristen tdk mengerti. Contohnya :
1. Umpama kita berada di kalangan orang yang non-Kristen, sedikit2x bilang Haleluyah, kalau Puji Tuhan mungkin bisa dimengerti. Kalau Haleluyah kan yang tahu cuman kalangan kita org Kristen.
2. Kalau kita dengar konser lagu sekuler, lalu kita ngomong sama teman sebelah kita ,”eh musiknya kurang ‘ngangkat’” Dia akan bingung? Apa maksudnya kurang ngangkat?? Apa panggungnya kurang tinggi atau apa??? Kita punya istilah kalangan Kristen sendiri dgn kata2 ‘kurang ngangkat’.
3. Dikit2 kita cerita kalau dikasih berkat uang sama orang lain kpd orang yang non Kristen atau Kristen baru , nanti orang yang diceritai (orang blm kenal Tuhan dan pebisnis duniawi) akan berpikir ,”Senang banget sih dikasih, kok senang sih dibelas kasihani sama orang lain terus? Apa orang Kristen ini malas atau apa sih?

Dengan kita menjadi RELEVAN dgn mereka, maka kita bisa ‘masuk’ ke dalam dunia mereka dan ‘menggarami’ mereka dgn prinsip2 Firman Tuhan, sehingga mereka akan melihat sesuatu yang berbeda didalam KeKristenan kita. Mereka akan mudah melihat sesuatu yang positif dalam diri kita.

God bless u.

Rabu, 29 Juli 2009

Komunikasi Dalam Keluarga

(from book “The Power of Parent’s Words, by Norman Wright)



Agar dapat berhasil dalam melakukan petunjuk berkomunikasi di rumah anda, Anda perlu memahami :

Latar belakang pribadi anda dan bagaimana latar belakang keluarga anda dulu; bagaimana cara berkomunikasi orang tua anda; seberapa jauh cara berkomunikasi orang tua anda mempengaruhi cara anda berkomunikasi dengan anak-anak anda; apa yang mendorong anda menjadi org tua dan apa tujuan anda dalam mendidik anak anda; apa tujuan anda mendidik sudah benar; apakah cara anda mendidik berdasarkan kebenaran alkitab atau dipengaruhi Mitos yang sekarang berlaku; apakah anda menyadari bahwa perkataan kasar dapat melukai hati anak-anak anda saat kita kurang berhati-hati dalam mengucapkannya.

Suasana dalam Rumah Tangga, termasuk komunikasi secara Verbal maupun non Verbal dari orang tua memainkan peran yang amat penting dalam membentuk identitas dan tingkah laku seorang anak ;

Anak-anak belajar bagaimana bertingkah laku sebagai Reaksi terhadap cara kita berbicara kepada mereka, untuk alasan tertentu seorang anak memainkan peran dalam keluarga, atau peran yang ditentukan baginya dengan sadar atau tanpa sadar oleh kedua orang tuanya..

Dan peran ini menjadi identitas anak kita, dia belajar bertahan hidup dalam keluarganya dan merasa dirinya berarti dengan memainkan perannya tersebut.

Contoh beberapa Peran:

*Jason si Pelaku :

Seorang anak sulung berumur 10 tahun yang sudah mempunyai rasa tanggung jawab yang sangat besar. Kadang-kadang dia bertindak sebagai orang tua bagi adik-adiknya, bahkan dia akan merasa kecewa apabila orang tua melakukan apa yang menurutnya dapat dilakukannya.

Orang tua Jason menekankan bahwa Jason diterima karena apa yg sudah dilakukannya. Anak-anak seperti ini terlalu bertanggung jawab dan bergumul melawan rasa bersalah jika tidak melakukan tugas dengan baik.

*Lisa si Pendamai :

Lisa berusia 13 tahun dan disebut sebagai si Pendamai, karena dia yang membuat keluarga stabil.

Lisa sering bersedia disalahkan, padahal adiknya yang melakukannya untuk menghindari perselisihan dalam keluarga. Lisa cenderung mengambil peran, dan merasa bertanggung jawab untuk memberikan makanan emosional bagi keluarganya, mempersatukan,dan meredakan watak pemarah,

Orang tuanya sering berkata: jika kalian tidak akur, kalian akan menyebabkan ayah dan ibu bercerai. Anak2 ini tumbuh dibawah bayang-bayang ketakutan karena mereka merasa akan ditinggalkan.

*Jimmi si penyendiri :

Jimi bergerak tanpa suara seperti bayangan dalam rumah, dia tidak banyak berkata-kata, baik dan penurut, dan belum pernah menunjukan kemarahannya.

Anak-anak seperti Jimi disebut sebagai anak yang suka menyendiri atau anak yang hilang.

Jimi adalah anak yang kesepian karena orang tuanya dulu mungkin sering menyuruhnya diam jika dia membuat keributan dan jika mengganggu dia diusir.

Orang-orang seperti Jimi bertumbuh menjadi orang dewasa yang terhilang dan hidup dalam penolakan.

*Jason Sang Bintang :

Jason sangat pandai, mengerjakan segala sesuatu dengan sangat baik, sangat menonjol, terkenal dimana-mana, dia cenderung menuntut kesempurnaan, kadang-kadang suka mengecam saudara-saudaranya.

Setiap orang tua ingin agar anaknya menjadi seorang bintang atau pahlawan, dan kita mendorong anak-anak kita melakukan yang terbaik,

Anak-anak ini menjalankan peran seorang bintang dan kehilangan masa kanak-kanaknya. Orang tuanya menekankan dia untuk menjadi pertama dan menjadi bintang utama, mereka jarang mempunyai waktu untuk bersenang-senang dan santai.

Anak-anak yang didorong supaya menjadi bintang oleh orang tuanya seringkali padam putus asa merasa malang dan gagal menjadi orang dewasa.

*Amy si Pelawak

Amy sangat disukai, semua orang ingin didekatnya, dia seorang pelawak, dia dapat membuat kami semua tertawa, bergurau dan melucu. Juga pada waktu menghadapi masalah, Amy tahu bagaimana menikmati hidup dan membuat orang lain juga menikmati hidup, bersikap membantu orang lain,

Amy sulit untuk serius, dia sudah menerima peran dari orang tuanya untuk mengabaikan, menghindari,dan menutupi masalah dan kesedihannya. Mampu menyembunyikan kesedihan dan keterasingannya dengan baik, dia menarik perhatian dengan menjadi pelawak,

*Eric anak yang Saleh :

Dia sangat bertanggung jawab dan taat, aktif dalam persekutuan pemuda di gerejanya, dia mendorong kami agar tetap setia ke gereja. Eric mengambil peran sebagai anak yang saleh untuk menyenangkan kita.

Anak-anak seperti ini sering mempunyai bidang-bidang tertentu dalam kehidupan mereka yang ditekan dan dihambat. Mereka tak mau mencoba sesuatu yang baru karena takut gagal.

*Putri kecil ayah dan pahlawan kecil ibu.

Ada orang tua yang memberikan julukan kepada anak-anaknya sehingga mendorong mereka untuk memainkan peran tersebut.

Julukan ini berbahaya, secara halus merupakan bentuk bentuk perlakuan kasar yang akan mendorong anak perempuannya untuk berperan sebagai putri kecil untuk menggantikan peran istrinya dalam hal tertentu, mungkin sang Ayah mengangkat anaknya sebagai seorang putri agar kebutuhan emosinya terpenuhi.

Pada mulanya peran ini akan membuat anaknya merasa istimewa, tetapi ia mengingkari keberadaannya sebagai seorang anak karena dituntut menjadi orang dewasa, namun dia mungkin menikmati perhatian yang diterimanya dan mulai menuntut untuk diperhatikan secara istimewa.

“ Salah satu cara yang terpenting untuk membantu supaya anak2 kita menjadi orang dewasa yang berarti, yaitu dengan belajar berkomunikasi kepada mereka secara positif. “

“Tujuan kita menjadi orang tua adalah untuk membawa anak2 kita menjadi dewasa dan untuk membebaskan mereka agar menjadi tidak bergantung pada diri kita dan bergantung pada Allah”

Beberapa tujuan dalam mempunyai anak~ sbb:

EGO : mengharapkan sesuatu dari anak2 mereka: punya anak yang berhasil; punya anak yang mewarisi uang dan harta milik keluarga; punya anak yang mirip saya, memiliki sifat-sifat baik saya, menjadi kebanggaan saya; punya anak agar saya merasa lengkap.

KOMPENSASI : anak untuk menutupi kekurangan dalam keluarga: supaya perkawinan jadi bahagia; supaya punya teman; untuk memperbaiki latar blakang keluarga yang kurang bahagia.

MENGIKUTI KEBIASAAN ORANG BANYAK : ingin sama dengan kebanyakan orang lainnya; menyenangkan orang tua; menghindari kecaman masyarakat.

KASIH SAYANG : siap untuk mencurahkan kasih sayang dalam kehidupan mereka bersama; supaya mempunyai kesempatan membahagiakan seseorang; mengajarkan kepada seseorang tentang segala yang indah dalam kehidupan; memperoleh kepuasan dengan memberi diri pada orang lain; menolong orang lain agar bertumbuh dan berkembang.


Tujuan kita menjadi orang Tua akan menuntun kita :

“ Pikiran, sikap dan perasaan anda sebagai orang tua akan mempengaruhi bagaimana anda menanggapi anak anda..”

Bagaimana kita mendorong anak-anak kita untuk mencapai kedewasaan :

1. Memberitahu : anak-anak 3-4 tahun memerlukan pengarahan yang jelas dan pengawasan yang ketat.
2. Mengajar : anak SD diajar unuk melakukan sesuatu yang dapat dilakukannya melalui komunikasi 2arah.
3. Berperan Serta : menginjak SMP, orang tua berperan sebagai pelatih. Disampaikan lebih baik lewat contoh dan keterlibatan, pengawasan akan berkurang, mendorong anak untuk mengambil keputusan sendiri, dan bagaimana bertingkah laku.
4. Memberikan Wewenang dan Tanggung Jawab: tahap yang menentukan agar anak anda menjadi dewasa. Mendorong anak anda dan anak anda pun akan ikut mendorong anda. Tahap saling memberi dan menerima. Dulu anda memberikan diri untuk anak anda sekarang anak anda juga memberikan dirinya untuk anda. Dia sekarang juga akan menyayangi dan mendorong anda melalui sikap perkataan dan perbuatannya.

Pada tahap ini mungkin anak anda akan membuat keputusan yang berbeda dengan cara anda, kesimpulan yang berbeda, inilah tanda kedewasaan dan kemandirian.

Jika tidak sesuai pertumbuhan anak akan terhambat, dan dia akan tetap bergantung pada orang lain.

“ Salah satu tantangan dan kesukaan kita yang besar adalah untuk menghargai keunikan anak kita dan menerima apa yang tidak dapat dirubah dalam dirinya “

1. Orang Tua Sebagai Penyelidik : mengamati, memahami anak anda dengan sabar untuk mengenali kepribadian dan sifatnya yang unik, semakin anda mengenal anak anda, anda semakin diperlengkapi untuk mempersiapkannya memahami suatu kehidupan yang berarti.

Cara : mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang umum sehingga mereka tidak merasa diselidiki dan menjauh, apalagi jika kita mengecamnya dan tidak menyimpan rahasianya.

2. Orang Tua Sebagai Petani : menganggap tiap-tiap tanaman adalah unik, tidak memaksa kentang untuk menjadi apel. Cara berkomunikasinya dengan memupuk; memberikan kasih, penegasan dan dorongan; mendorong setelah mengalami kegagalan.
3. Orang Tua Sebagai Arsitek : tidak memaksa. Kecenderungan kita menghargai keunikan mereka dan menerima apa yang tidak dapat diubah dalam dirinya, serta tidak memperlakukan mereka dengan kasar melalui perkataan, akan mengurangi banyak kekecewaan.

Peran kita sebagai orang tua bukan untuk menggantikan rencana dan rancangan Allah, Allah adalah satu-satunya Pribadi yang mempunyai tujuan dan maksud yang terbaik bagi anak-anak kita; Allah adalah sang Arsitek Agung kita harus berserah pada rancangan-Nya.

Anda harus selalu ingat akan “kehendak Bebas”

Jika “Adam dan Hawa membuat pilihan yang keliru “, hal ini juga bisa terjadi pada anak-anak anda.

1. Perkataan sebagai Senjata harus dilucuti.

Kata-kata yang tajam, pedas, pahit, menurunkan martabat, mengecam, sama dengan senjata tajam yang melukai anak-anak anda.

Kata-kata kita bagaikan senjata tajam yang ditembakkan untuk menyerang tingkah laku penampilan, kepandaian, kemampuan, dan nilai anak sebagai seorang pribadi.

Perkataan yang merusak melukai batin, bagaikan angin kencang yang melukai dan merobek kulit, yang kita seringkali tidak menyadari bahaya yang akan terjadi

(lihat: Yakobus 3: 8-10)

2. Perlakuan kasar melalui Perkataan

Kata-kata seperti : bodoh; lamban; kamu sama sekali tidak berguna; tidak adakah yang bisa kamu lakukan dengan benar; bukankah jatuh kelantai itu menyenangkan; aku tidak dapat menemukan arlojiku, apakah kamu mencurinya?

3. Perlakuan kasar secara tidak langsung melalui perkataan

Kata kata : mengejek; menggoda; tindakan meremehkan secara senda gurau; lalu kemudian mencoba menutupinya dengan berkata ” hanya bergurau“; sama saja artinya dengan menggunakan lelucon untuk melukai anaknya. Menertawakan anak dan mengolok-olok didepan umum dengan mengecam sifat, kemampuan, dan kelemahannya. (baca: Amsal 26:18-19)

4. Perkataan yang menghakimi :

Meremehkan : anak merasa diremehkan jika anda menganggap enteng tindakannya, perasaannya, pikirannya atau prestasinya; hal ini menyatakan kepada anak bahwa: gagasanmu tidak baik, kelakuanmu tidak baik, “Kamu Tidak Baik “

Anak akan menanggapinya dengan menarik diri dari anda, dia tidak mendengarkan anda, menutup diri, tidak mau menceritakan apa-apa kepada anda, mungkin dia akan membalas dengan cara yang tidak kentara.

Menyalahkan : kamu sangat mengecewakan saya, tingkah lakumu menghancurkan saya, jangan membuat saya marah.

Kata2 “ Harus” dan “ Tidak Boleh “ seringkali merupakan senjata yang menyalahkan yang melukai anak, sikap yang ingin diperbaiki dari anak kita malah semakin diperkuat,

Hindari kata-kata “harus” dan “tidak boleh”, misalnya: “ saya menghargai apa yang sudah kamu lakukan, tapi mungkin ada cara lain yang ingin kamu coba pada waktu yang akan datang “

Mencari-cari kesalahan : Selalu melihat anak2nya dengan kacamata kritik, menuntut kesempurnaan, mempunyai harapan yang tidak masuk akal bahwa anaknya harus sempurna. Kadang2 raut wajah yang mencemooh, mengerutkan dahi, isyarat yang menyalahkan, menunjukkan ketidakpuasan sukar untuk dimengerti anak,

Diam adalah bentuk pengendalian, hukuman, dan kritik dalam keluarga yang tidak sehat, karena kita diciptakan untuk berkomunikasi satu sama lainnya. Kritik dapat melukai anak secara mendalam, membuat anak merasa tidak diterima sehingga mencari orang yang yang dapat mengatakan bahwa dirinya berharga.

Bagaiman menghindari mencari-cari kesalahan?

Dengan belajar mengasihi anak-anak anda tanpa syarat.

1. Mereka adalah anak-anak.
2. Mereka cenderung bertingkah laku seperti anak-anak.
3. Banyak tingkah laku kekanak-kanakan yang tidak menyenangkan.
4. Jika kita mengasihi mereka walupun mereka bertingkah kekanak-kanakan, mereka akan belajar menjadi dewasa dan berhenti bertingkah laku kekanak-kanakan.
5. Jika kita mengasihi mereka jika mereka menyenangkan saya saja (kasih bersyarat) mereka akan merasa tidak dikasihi dengan tulus, merasa tidak aman, merusak gambaran diri, menghalangi mereka mencapai pengendalian diri yang lebih baik dan kelakuan yang lebih dewasa; mereka tidak mempunyai harga diri. Harga diri yang rendah akan mengganggu mereka dalam pertumbuhan emosi dan tingkah laku.
6. Jika kita mengasihi mereka tanpa syarat, mereka akan merasa senang dan nyaman atas diri mereka sendiri,
7. Berjuang dan berdoalah demi anak-anak, berdoa agar kita dapat mengasihi anak-anak kita tanpa syarat, masa depan anak-anak tergantung pada dasar ini.



Ayat-ayat berikut tentang komunikasi: Amsal10:19; 12:18; 14:29; 16:24; 17:19; 19:11; 29:20.

Contoh : “ Unconditonal LOVE “

“ Jika kita bisa memperlakukan orang2 terdekat kita dengan kasih dan penghargaan, seperti kita memperlakukan orang lain, maka dengan sendirinya kita sedang membentuk mereka menjadi pribadi yang pantas untuk dikasihi dan dihargai.”

Franklin graham putra pendeta terkenal dunia Billy Graham (yang sering melayani orang-orang penting, termasuk Presiden AS) menuliskan pengalamannya dalam otobiografinya “Rebel with a Cause“, betapa dia menyesali perbuatannya ketika masih muda, dia sangat liar dan menjadi anak yang penuh pemberontakan kepada orang tuanya.

Pada suatu hari dia berteriak- teriak dari sepeda motor Harley Davidsonnya didepan rumah ayahnya untuk meminta uang. Dengan mengenakan jaket kulit yang berdebu dan kotor, dengan cambang yang lebat di dagunya dia menerobos masuk keruang tamu sementara Billy Graham sedang mengadakan rapat besar dengan tamu-tamu pentingnya.

Begitu mengenali anaknya, Billy tanpa ragu-ragu memperkenalkan Franklin kepada tamu-tamu kehormatannya sebagai anaknya dengan sikap hormat dan kebanggaan, Billy tidak meminta maaf untuk apa yang dilakukan Franklin di hadapan mereka atau memperlihatkan sedikitpun rasa malu atau rasa bersalah karena sikap buruk anaknya. Kasih dan penghargaan yang ditunjukkan ayahnya membuatnya berbalik dari sikap pemberontakannya.

Pendeta besar sekaliber Billy Graham melalui tindakannya membuktikan bahwa dia menerima dan mengasihi anaknya. Hendaknya kitapun demikian- dapat mengasihi dan menerima orang-orang yang kita kasihi tanpa syarat, bahkan saat mereka tidak seperti yg kita harapkan.

Billy Graham lebih peduli untuk menjaga harga diri anaknya dihadapan tamu-tamu pentingnya, sementara kebanyakan kita lebih memilih menjaga image dan nama baik kita dihadapan orang lain.

Tantangannya kita harus belajar mengasihi dan menerima orang2 terdekat kita seperti Tuhan Yesus menerima dan mengasihi kita, saat kita masih berdosa, itulah tantangan kita sebagai orang Kristen. Sebab jikalau kita , ketika masih seteru diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita yang sekarang telah diperdamaikan, pasti diselamatkan oleh hidup Nya.

KARAKTER VS KARUNIA ROHANI

Saya banyak menjumpai teman2x & saudara2x saya yang mempunyai kepahitan yang berkepanjangan terhadap Tuhan dan KeKristenan. Dan penyebab kepahitannya itu sendiri seringkali adalah orang2x Kristen yang menjadi batu sandungan, entah itu pelayan gereja, pemain musik, WL, mentor, bahkan pendeta nya. Saya sendiri kadang bingung juga dgn hal ini, karena dulu saya juga pernah mengalami hal spt ini.

Pertanyaan saya hanya satu : Kok bisa bisanya? Dekat dgn Tuhan kok bisa2nya yah….kebangetennn dech…so munafik, dsb…..akhirnya kita jadi murtad dan tidak mau maju dalam Tuhan, sepertinya kita wait and see aja dulu. Kristen ya Kristen, tapi jangan terlalu dalam dulu dech…! Iya kalau bener agama Kristen ini…la kalo salah…?

Saya punya kesimpulan : Karakter manusia dan Karunia Rohani (Gods’s Gift after kita dibaptis air dan Roh Kudus) adalah 2 hal yang berlainan, tetapi berhubungan.

Kenapa kok bisa berhubungan ? Karena hal ini memang dalam pengembangannya harus seimbang. Kalau tidak seimbang akan terjadi hal2 diatas. Apalagi kalau karunia rohani saja yang dikembangkan terus, tapi karakter manusianya tidak pernah dikembangkan.

Kenapa manusia ‘rohani’ itu kok bisa terjadi hal2x diatas?

1. Karena manusia adalah makluk yang sudah dari mulanya diberi kuasa utk ‘Free Will’. Kej 2:16 :

2:16. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi…”

2. Karena manusia adalah makhluk yang sangat lemah (fragile). Kemanusiaan kita ini gampang lengket dgn apapun yang ada di dunia ini.

Matius 26:41.

26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

3. Sekaliber pendeta besar manapun, mereka adalah manusia yang penuh kelemahan.

Ibrani 5:1. Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.

5:2 Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,

5:3 yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.

Bahkan di ayat sebelumnya Ibrani 4:15 dikatakan bahwa imam besar yang kita punya tidak dapat turut merasakan kelemahan2 kita. Beda dgn Imam Besar Agung yang sama dgn kita dan telah dicobai, bedanya Dia tidak berbuat dosa.

Contoh kisah dalam Alkitab:

Yesus punya murid yg paling disayangi : Petrus si Batu Karang.

Kelemahannya : menyangkal Tuhan didepan banyak orang! 3 kali! Wuaow…padahal Tuhan berfirman Lukas 12:9 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah.

Tapi pada ayat yang lain :

Kis 4:4=Petrus berkotbah 5000 orang percaya Yesus.

Kis 9:32-40 = Petrus menyembukan Eneas yang lumpuh dan Tabitha yang bangun dari kematian.

Nah, kalau kita masih punya mentalitas mencampurkan karakter manusia dgn karunia rohani spt diatas, kalau kita hidup pada jaman itu, mungkin kita tdk akan mau mendengar kotbah Petrus dan diberkati olehnya. Rugi sendiri bukan?

Memang Tuhan kita itu unik sekali, jalan2nya tidak terpahami dan terselami, apa yang kita pikirkan atau simpulkan dgn pikiran kita, sama sekali berbeda dgn apa yang Dia pikirkan. Dia berdaulat utk memakai siapa saja di dunia ini utk rencanaNya.

MENGINGAT INGAT KEBAIKAN TUHAN

Kita semua pasti pernah mengalami keletihan rohani. Akibatnya bermacam2, bisa jarang berdoa, kesibukan yang luar biasa, tekanan masalah, ekonomi, dll. Tetapi kita semua tahu bahwa hubungan kita dgn Tuhan Yesus tidak boleh kendor, kita harus tidak boleh memberi celah kepada Iblis utk mengambil kesempatan ini. Saya telah menemukan salah satu cara yang dapat membuat kita bersemangat kembali.

Coba kita ingat2 kembali, apakah Tuhan pernah menolong kita pada saat2x genting pada jaman dulu? Bbrp tahun lalu? Pada saat kita benar2 dibawah? Terjepit? Apakah kita ingat bahwa Tuhan pernah menolong kita pada saat2 tsb dan itu semua terjadi untuk kebaikan kita?

Mazmur . (77-12) Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala.

(77-13) Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu.

Terjemahan Bahasa Indonesia sehari 2 :

77:11. (77-12) Aku mau mengingat perbuatan-perbuatan-Mu TUHAN, mengenang keajaiban-keajaiban-Mu di zaman dahulu.

77:12 (77-13) Aku mau merenungkan segala yang Kaulakukan, dan memikirkan karya-karya-Mu yang hebat.

Pada jaman PL Tuhan sering sekali memerintahkan umat-Nya utk merayakan perayaan2 tertentu supaya tidak melupakan apa yang Tuhan sudah lakukan bagi mereka, dgn demikian mereka bias menyampaikan kisah2 itu ke generasi2 berikutnya.

Seperti : Bagaimana Tuhan telah melepaskan mereka dari perbudakan, menuntun mereka di padang gurun dgn tiang api dan tiang awan, laut terbelah, mengalahkan musuh2, dsb.

AYAT2 TTG PERAYAAN DALAM PL :

KEL 4 : 1-9. KEL 5:1. KEL 23:14-15, Imamat 23:39,41, Bil 10:10, Hakim2x 21:19 21:19 Lalu kata mereka pula: "Setiap tahun ada perayaan bagi TUHAN di Silo yang letaknya di sebelah utara Betel, di sebelah timur jalan raya yang menuju dari Betel ke Sikhem dan di sebelah selatan Lebona."

2 Taw 7:8 7:8 Dan pada waktu itu juga Salomo mengadakan perayaan Pondok Daun selama tujuh hari, bersama-sama dengan seluruh Israel, suatu jemaah yang amat besar, dari jalan masuk ke Hamat sampai ke sungai Mesir.

7:9 Pada hari yang kedelapan mereka mengadakan perkumpulan raya, karena mereka telah merayakan pentahbisan mezbah selama tujuh hari, dan perayaan Pondok Daun selama tujuh hari.

Kita perlu melakukan yang sama dgn itu. Kita harus mengambil waktu utk mengingat2 hal yang Tuhan sudah lakukan bagi hidup kita. Ini adalah suatu cara utk membangun kembali iman kita dan menjaga agar kita tetap bersemangat.

CONTOH AYAT : YESAYA 57:10 Oleh perjalananmu yang jauh engkau sudah letih lesu, tetapi engkau tidak berkata: "Tidak ada harapan!" Engkau mendapat kekuatan yang baru, dan sebab itu engkau tidak menjadi lemah.

57:11 Kepada siapa gerangan engkau gentar dan takut, sehingga engkau berdusta dan tidak mengingat Aku atau memberi perhatian kepada-Ku? Bukankah karena Aku membisu dan menutup mata, maka engkau tidak takut kepada-Ku!

CONTOH AYAT DALAM PL BAHWA MELUPAKAN PERBUATAN BAIK TUHAN DI MASA LALU MENYEBABKAN ORANG BISA MURTAD :

YESAYA 63:7. Aku hendak menyebut-nyebut perbuatan kasih setia TUHAN, perbuatan TUHAN yang masyhur, sesuai dengan segala yang dilakukan TUHAN kepada kita, dan kebajikan yang besar kepada kaum Israel yang dilakukan-Nya kepada mereka sesuai dengan kasih sayang-Nya dan sesuai dengan kasih setia-Nya yang besar.

63:8 Bukankah Ia berfirman: "Sungguh, merekalah umat-Ku, anak-anak yang tidak akan berlaku curang," maka Ia menjadi Juruselamat mereka

63:9 dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala.

63:10 Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka.

63:11 Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala, zaman Musa, hamba-Nya itu: Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing domba-Nya? Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka;

63:12 yang dengan tangan-Nya yang agung menyertai Musa di sebelah kanan; yang membelah air di depan mereka untuk membuat nama abadi bagi-Nya;

63:13 yang menuntun mereka melintasi samudera raya seperti kuda melintasi padang gurun? Mereka tidak pernah tersandung,

63:14 seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umat-Mu untuk membuat nama yang agung bagi-Mu.

Jangan jadi spt contoh bgs Israel di padang gurun yang sudah diberi mujizat dan pertolongan luar biasa tapi masih mengeluh dan lupa terus akan pertolongan Tuhan.

Nah biasanya kita kalau pas dalam masa kesesakan, yang lebih diingat adalah kekuatiran, kegelisahan, ketakutan, dll yang negatif2 drpd yang positif2. Jadi malah kita seharusnya cepat bisa menanggulangi masalah itu dgn proses yang lebih cepat, malah jadi lama dan berputar2 di dalam masalah itu. Tapi kalau kita pas dalam masa ketenangan, sukacita, penuh berkat, baru kita mengingat2 yang positif2 dari Tuhan. Hal ini tentu tidak salah, karena kita harus mengingat hal2 yang positif2 dari Tuhan senantiasa, tapi justru pada masa kesesakan inilah kita butuh kekuatan yang salah satunya didapat dari mengingat2 kebaikan Tuhan pada hidup kita.

Ingat-ingat apa ya ttg kebaikan Tuhan…contohnya spt : bgmana Tuhan menolong dan meloloskan kita dari badai finansial, kesehatan…., hampir mati dari kecelakaan mobil (tabrakan hebat), dari jomblo sampai ketemu pacar yang akhirnya jadi istri/suami kita…., dari kehidupan lama kita yang buruk (ex judi, peminum, pemabuk, perokok, suka menghakimi orang, suka ngomong jorok, sombong, dll pls mention….). Ingatlah yang baik2 : Hari anak kita dilahirkan, Tuhan beri kita our first job, perubahan paradigma kita ke arah lebih baik, doa2 yang dijawab, pertama kali kita dapat anugrah bahasa roh kudus, orang2 disekeliling kita yang bertobat, dll.

Saat kita belajar untuk mengingat kembali hal2 baik yang Tuhan sudah lakukan, itu menolong kita untuk tetap dalam suatu sikap iman dan tidak lupa untuk bersyukur terus menerus tiap hari. Jadi sukar utk mengeluh apabila kita ingat terhadap kebaikan2 Tuhan thd hidup kita, sebaliknya kita jadi bias bersuka cita senantiasa dalam segala kondisi kehidupan kita. (Filipi 4:4).

If possible, saya mendorong kalian semua utk punya jurnal yang mencatat ttg kebaikan2, mujizat2 Tuhan yang pernah kita alami dalam hidup kita. Nanti jurnal itu akan menolong kita khususnya pada waktu masa kesesakan, atau pas kehilangan arah, pas lemah, pas hubungan kita jauh dari Tuhan, pas doa2 kita terasa jauh dan lama dijawab, dsb.

Jurnal ini akan memperkuat IMAN KITA! Kalau kita lupaan maka minumlah : GINKO BILOBA! (nutrisi utk our brain memory).

Pokoknya kalau Tuhan bias menolong kita di kehidupan kita di masa lalu, pasti Dia bisa menolong kita di kehidupan sekarang yang kita jalani dan masa depan yg kita akan jalani.

Dia adalah Tuhan yang sama sepanjang masa!!

GOD BLESS U…!

PROBLEMA DALAM RUMAH TANGGA KRISTEN

Biasa dalam perkawinan banyak sekali terjadi ketidak rukunan dalam rumah tangga yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Mulai hal2 yang paling biasa sampai yang rumit.


Biasanya kita banyak mengikuti seminar2x di gereja ttg sifat2 pria dan wanita adalah tidak sama, dsb. Atau kita mencari orang2 yang biasa diajak konseling problema pernikahan, dsb. Itu semua adalah bagus sekali, tetapi setelah bbrp lama akan timbul konflik kembali yang didasarkan dari akar permasalahan yang sama. Kenapa?

Nah, ini yang akan kita bahas bersama sama.

1. Ayat : 1 Korintus 7:28.

7:28 Tetapi, kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani dan aku mau menghindarkan kamu dari kesusahan itu.

Artinya bahwa perkawinan itu a lot of troubles. Bukan enak2an spt di film2, atau dongeng atau buku cerita.

2. Ayat 29-32.

Dalam konteks ayat ini dibawah ini, diterangkan bahwa kecintaan kita terhadap suami/istri/anak/orang tua/barang2 duniawi yang terlalu besar (tanpa kita sadari) akan menyebabkan problem yang tidak kita sadari. Karena kalau kita menyandarkan thd sesuatu yang duniawi kita akan menyandarkan thd sesuatu yang fana. Fana adalah tidak kekal. Tidak kekal adalah gampang berubah2. Kalau gampang berubah-ubah maka tidak stabil. Kalau tidak stabil maka kita gampang kuatir.

7:29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;

7:30 dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli;

7:31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.

7:32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.

3. Ayat 17.

Tuhan ingin manusia hidup seperti tujuan asalnya dia dipanggil Allah.

7:17. Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat.



3. Ayat 33-38.

Tujuannya sama sekali bukan utk melarang manusia menikah, tetapi didalam pernikahan tsb Tuhan harus dinomor satukan (bukan pelayanan lo ya, jangan salah kaprah).


7:33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,

7:34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.

7:35 Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.


Kalau kita melihat dalam keadaan manusia pertama diciptakan maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Adam terbagi pikirannya, tidak memusatkan thd perkataan Tuhan, tetapi Adam memusatkan pada perkara duniawi, akhirnya mereka berdua jatuh kedalam dosa.

Kejadian 3:1-6.

3:1. Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,

3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,

3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

3:6. Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.

MEMBERANTAS KEPAHITAN

1. Mengenal apa itu Kepahitan?

Setiap orang di dunia ini pasti pernah disakiti oleh orang lain. Biasanya bukan orang yang jauh yang menyakiti kita, tetapi justru orang yang dekat dgn kita, itulah yang menyakiti kita. Orang-orang yang kita care, yang kita taruh harapan, orang2 yang kita sangka tidak mungkin menyakiti kita karena kedekatan hubungan kita dengannya, justru itu yang dapat menjadi pahit.

Pertanyaannya : Why?? Bukankah kita ini justru harus menjalin hubungan yang baik dgn orang2 disekitar kita, mengapa kok tambah orang2 dekat ini yang bisa memahitkan kita?

Jawabannya : Karena kepahitan itu adalah seperti anak panah beracun yang kerap ditembakkan Iblis kepada manusia, karena kalau itu sudah nancap kedalam hati manusia lewat pikiran dan menguasai kita, maka utk kedepannya Iblis akan dengan mudah sekali utk mengajak dan membisiki kita dan sepertinya mempermudah kerja Iblis dalam usahanya utk membuat pertikaian antar manusia dgn manusia yang lain. Kalau hubungan dekat yang ditarget oleh Iblis, maka efeknya akan jauh lebih menyakitkan ketimbang yang ditarget adalah orang2 yang biasa2 saja hubungannya.

* Mazmur 64:1-6.

64:1. Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (64-2) Ya Allah, dengarlah suaraku pada waktu aku mengaduh, jagalah nyawaku terhadap musuh yang dahsyat.

64:2 (64-3) Sembunyikanlah aku terhadap persepakatan orang jahat, terhadap kerusuhan orang-orang yang melakukan kejahatan,

64:3 (64-4) yang menajamkan lidahnya seperti pedang, yang membidikkan kata yang pahit seperti panah,

64:4 (64-5) untuk menembak orang yang tulus hati dari tempat yang tersembunyi; sekonyong-konyong mereka menembak dia dengan tidak takut-takut.

64:5 (64-6) Mereka berpegang teguh pada maksud yang jahat, mereka membicarakan hendak memasang perangkap dengan sembunyi; kata mereka: "Siapa yang melihatnya?"

64:6 (64-7) Mereka merancang kecurangan-kecurangan: "Kami sudah siap, rancangan sudah rampung." Alangkah dalamnya batin dan hati orang!

Biasanya kalau saudara kita yang berbuat akan lebih menyakitkan, karena ada hubungan darah, historis, kisah masa kecil, dsb. Sepertinya suatu kasih yang polos dan murni pada masa kanak2 ada yang tiba2 tercabut disini. Didalam kitab Amsal juga dijelaskan bahwa :

18:19. Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri dari pada kota yang kuat, dan pertengkaran adalah seperti palang gapura sebuah puri.

Atau dalam Alkitab bahasa sehari-hari akan lebih jelas kedengarannya :

18:19. Saudara yang telah disakiti hatinya lebih sukar didekati daripada kota yang kuat; pertengkaran bagaikan palang gerbang kota yang berbenteng.



2. Pemicu/penyebab kepahitan.

Biasanya kepahitan itu bisa ditimbulkan oleh berbagai macam hal, seperti dari kekerasan fisik, perlakuan yang tidak fair, trauma masa lalu, omongan yang jahat (nylekit), tetapi yang paling berbahaya adalah dari lidah (perkataan) kita. Kalau mungkin kita pernah dipukul orang di wajah atau dimana? Mungkin ketika sakitnya hilang kita akan lupa, ketimbang kalau orang menyakiti kita dgn kata-kata, wah ini sampai mati pun bisa dibawa ke liang kubur, dan bisa menurun ke anak, bahkan cucu.

Kepahitan yang berasal dari perkataan dalam FT diumpamakan spt bisa ular : Mazmur 140:2-4.

(140-2) Luputkanlah aku, ya TUHAN, dari pada manusia jahat, jagalah aku terhadap orang yang melakukan kekerasan,

140:2 (140-3) yang merancang kejahatan di dalam hati, dan setiap hari menghasut-hasut perang!

140:3 (140-4) Mereka menajamkan lidahnya seperti ular, bisa ular senduk ada di bawah bibirnya. Sela

Yakobus 3:5-8.

3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.

3:6 Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.

3:7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,

3:8 tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.

Amsal 18:21.

18:21. Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

21:23. Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.

3. Bagaimana untuk memberantasnya?

Kita harus mau mengampuni orang yang membuat kepahitan kepada kita, tanpa ada perkecualian. Kenapa? Karena kita dulunya jg orang berdosa yang sudah diampuni melalui penebusan Yesus Kristus diatas kayu salib, jadi kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita.

Kalau org tsb tidak mau mengampuni atau mengakui atau tidak merasa bersalah? Itu adalah urusan dia dgn Tuhan. Tuhan punya caraNya sendiri. Tugas kita adalah sampai mengampuni orang itu saja.

Efesus 4:31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.

4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Contoh sepasang Kristen yang taat, lalu menikah, setelah menikah hubungannya menjadi renggang, lalu sang suami selingkuh, tetapi istrinya malah menyimpan kepahitan tsb dan malah mengutukinya, bukan mengampuninya. Sang Istri tidak mengerti ttg bahaya menyimpan kepahitan dan tidak segera dituntaskan, sampai pada akhirnya sang istri meninggal dunia. Why? Kan sang istri korban, bukan yang melakukan, harusnya kan yang mati kan suami.

Jawabannya ada di Mazmur 73:21.

73:21. Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,

73:22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.

Orang yang menyimpan kepahitan akan menjadi bodoh dan tidak mengerti kenapa Tuhan kok tidak menolong2 dia, padahal Tuhan dekat dgn nya.

4. Keuntungan dari membuang kepahitan.

Bukan hanya hati kita merasa plong dan lega, tetapi jauh lebih daripada itu. Kepahitan di masa lalu kita, kalau kita benar2 bisa mengampuni orang tsb dan Tuhan akan mengubah (transform) kepahitan tsb menjadi keuntungan, kemegahan, sukacita, kemenangan, dan anugrah terbesar yang terutama, yaitu : KESELAMATAN.

38:15 Apakah yang akan kukatakan dan kuucapkan kepada TUHAN; bukankah Dia yang telah melakukannya? Aku sama sekali tidak dapat tidur karena pahit pedihnya perasaanku.

38:16 Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh!

38:17 Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.

5. Hukuman bagi orang yang memahitkan.

Lalu bagaimana utk orang lain yang memahitkan kita? Akibat perbuatannya yang memahitkan orang lain, Tuhan sendiri yang akan menjadi hakimnya.

a. Orang tsb tdk bisa menikmati hidupnya. Orang tsb bisa kaya, tapi tidak bisa menikmati kekayaannya.

Mikha 6:12-15.

6:12 Orang-orang kaya di kota itu melakukan banyak kekerasan, penduduknya berkata dusta dan lidah dalam mulut mereka adalah penipu.

6:13 Maka Akupun mulai memukul engkau, menanduskan engkau oleh karena dosamu.

6:14 Engkau ini akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang, dan perutmu tetap mengamuk karena lapar; engkau akan menyingkirkan sesuatu, tetapi tidak dapat menyelamatkannya, dan apa yang dapat kauselamatkan, akan Kuserahkan kepada pedang.

6:15 Engkau ini akan menabur, tetapi tidak menuai, engkau ini akan mengirik buah zaitun, tetapi tidak berurap dengan minyaknya; juga mengirik buah anggur, tetapi tidak meminum anggurnya.

b. Kepahitan yang mereka buat kpd orang lain, akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri dan semua orang akan tahu perbuatan jahatnya.

Mazmur 64:7-10.

64:7. (64-8) Tetapi Allah menembak mereka dengan panah; sekonyong-konyong mereka terluka.

64:8 (64-9) Ia membuat mereka tergelincir karena lidah mereka; setiap orang yang melihat mereka menggeleng kepala.

64:9 (64-10) Maka semua orang takut dan memberitakan perbuatan Allah, dan mengakui pekerjaan-Nya.

64:10 (64-11) Orang benar akan bersukacita karena TUHAN dan berlindung pada-Nya; semua orang yang jujur akan bermegah.