Kamis, 03 September 2009

Menerima Teguran

Amsal 12:1:
Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.

Amsal 25:12
Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar.

Amsal 27:5
Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi.



Menerima teguran memang tidak mengenakkan

Ibrani 12:11a:
Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita.

Saya sendiri masih harus belajar banyak untuk menerima teguran.
Puji Tuhan, Tuhan begitu mengasihi saya karena memberikan sejumlah orang yang mau menegur saya, mengingatkan saya, dan saat saya mau menerima teguran itu, saya memperoleh hal yang berharga.

Amsal 12:1:
Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.

Karena itu saya merasa perlu belajar untuk menerima dan menikmati menerima teguran (ditegur).

Manfaat teguran

1. Menghasilkan kebenaran

Ibrani 12:11b
Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.

Teguran menghasilkan kebenaran. Kebenaran menghasilkan damai. Bila kita melakukan sesuatu yang salah secara sadar, biasanya kita akan merasakan sesuatu dalam hati kita: tidak enak, merasa bersalah, tidak tenang, tidak damai.

Hati Nurani atau dalam psikologi disebut sebagai Superego merupakan aspek dari kepribadian yang memegang seluruh standar moral dan idealisme yang kita miliki dan hal ini diperoleh dari dua sumber, yaitu orang tua dan masyarakat , yang merupakan suatu bentuk nilai benar atau salah.

Terdapat dua bagian dalam superego:

1. Ego Ideal : termasuk di dalamnya aturan-aturan dan standar-standar untuk perilaku yang baik. Perilaku-perilaku ini termasuk perilaku-perilaku yang disetujui oleh orang tua dan figur otoritas (pemegang kekuasaan). Mematuhi aturan akan menghasilkan suatu perasaan bangga, berharga, dan berhasil.

2. Kesadaran : termasuk di dalamnya adalah informasi mengenai hal-hal yang dipandang sebagai hal yang buruk oleh orang tua dan masyarakat. Perilaku-perilaku ini sering dilarang untuk dilakukan dan akan bila dilakukan menghasilkan konsekuensi, hukuman, dan perasaan bersalah serta penyesalan yang dalam.


Bagi orang percaya, superego saja tidak cukup.

Tuhan juga mengaruniakan Roh Kudus dalam setiap kita
Mengapa demikian?
Super ego/nurani/suara hati masih bisa salah, karena ditentukan oleh nilai, norma, tatanan-tatanan yang tertanam dalam diri, dan yang ditanamkan oleh orang tua dan masyarakat, sedangkan Roh Kudus tidak bisa salah.

Yohanes 14:16
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,

Ya, Penolong di sini adalah Roh Kudus. Dengan adanya Roh Kudus, saat kita berbuat salah, akan terasa sekali.

Bagaimana dengan tindakan salah yang tidak kita sadari ? Hal yang kita tidak pahami itu adalah salah ?
Roh Kudus akan memberitahukan kita, salah satunya lewat teguran, baik langsung ke hati & pikiran kita, ataupun melalui orang lain (keluarga, istri, teman, ortu, dll)
Karena Roh Kudus adalah Allah sendiri dan Allah adalah damai, saat kita mengikuti teguran-Nya maka damai yang hilang itu akan kembali.

2. Memberikan tuntunan hidup

Amsal 6:23
Karena perintah itu pelita, dan ajaran itu cahaya, dan teguran yang mendidik itu jalan kehidupan,

Perumpamaan teguran sebagai alat navigasi dalam berlayar
Suatu kapal yang berlayar mengarungi lautan akan sulit untuk menentukan arah dan jaraknya dari tempat semula, kecuali ada kompas dan perangkat navigasi untuk menentukan jarak. Begitu pula dengan kita. Saat kita berlayar mengarungi samudera kehidupan ini, seringkali kita kehilangan arah sudah sejauh mana kita berlayar. Kita membutuhkan teguran sebagai kompas dan perangkat navigasi kita.

3. Menjaga kita dari tersesat

Amsal 10:17
Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan, tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.

Teguran menjaga kita dari tersesat. Bila kita terus-menerus melakukan hal yang salah, kita dapat tersesat pada akhirnya. Hal ini sangat menarik, karena seringkali kita tidak menyadari bila kita sudah melakukan kesalahan kecil.

Sedikit demi sedikit kesalahan kecil itu kita lakukan lalu akhirnya menjadi menumpuk. Bahaya dari hal-hal kecil ini dapat membawa kepada konsekuensi yang sangat serius: kemurtadan, meninggalkan Tuhan. Ya, tersesat berarti meninggalkan Tuhan.

Ya, teguran menjaga kita dari membuat kesalahan yang lebih besar dan pada akhirnya menghindarkan kita dari ketersesatan.

Bagaimana sikap kita menghadapi teguran?

1. Mendengarkan.
Mendengarkan merupakan kunci pertama untuk menerima teguran. Tanpa mendengarkan kita tidak bisa mengerti apalagi untuk menerima teguran.
2. Memperhatikan.
Memperhatikan untuk mengetahui permasalahan apa yang perlu kita bereskan. Hal apa yang perlu kita koreksi dalam diri kita.
3. Membuka hati dan tidak berkeras kepala.
Berkaitan dengan membuka hati dan tidak berkeras kepala, ini sangat terkait erat pada satu aspek, yaitu kerendahan hati.
4. Menerima teguran.
Ini merupakan langkah terakhir. Saat menerima teguran, tentu saja kita tidak akan tinggal diam, tetapi tentu kita akan memikirkan, menyusun langkah-langkah untuk berubah, dan setelah itu melakukannya.



Yeremia 17:23
Namun mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memperhatikannya, melainkan mereka berkeras kepala, sehingga tidak mau mendengarkan dan tidak mau menerima tegoran.

Teguran yang mendidik, baik disampaikan dengan lemah lembut ataupun dengan tajam dan menusuk, tujuannya adalah baik.
Memang akan lebih mudah menerima teguran yang lemah lembut dan tidak bersifat mencela, pedas, atau tajam dan menusuk, tetapi sama saja semuanya adalah teguran yang mendidik.

Saya sering mengalami saat mengalami teguran yang tajam dan menusuk, reaksi pertama saya sudah jelas menolak itu. Namun seringkali sesudahnya, Roh Kudus mengingatkan pada saya akan kebenaran teguran itu.

Ya, saya masih harus banyak sekali belajar untuk menerima teguran. Sikap yang perlu dimiliki terhadap teguran:

Amsal 15:33
Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.

Untuk bisa menerima teguran, kita perlu membuka hati dan tidak berkeras kepala.
Sumbernya adalah di kerendahan hati. Untuk menerima teguran diperlukan hati yang mau diubahkan.

Ya, menerima teguran berarti berubah. Saat kita (Anda dan saya) mau berubah ke arah yang positif, kita (Anda dan saya) menjadi orang yang jauh lebih baik.



PENUTUP

Amsal 15:10
Didikan yang keras adalah bagi orang yang meninggalkan jalan yang benar, dan siapa benci kepada teguran akan mati.

Jangan matikan jiwa Anda! Jangan matikan Roh Kudus dalam diri Anda! Jangan matikan kebenaran!

Marilah kita menjadi orang-orang yang mencintai teguran !

SIKAP MANJA DI HADAPAN ALLAH DAN HUBUNGANNYA DGN GARAM YANG TAWAR

SIKAP MANJA YANG TIDAK SENGAJA TERBENTUK.

Saya tidak pernah bertemu dengan orangtua yang berkata dengan bangga kepada saya, "Pak, sudah kenal anak saya?

"Yang mana anak Anda?"

"Oh si ini umur sepuluh tahun. Wah dia luar biasa. Dia anak saya yang paling baik."

"Apanya yang luar biasa?"

"Manjanya itu yang luar biasa. Apa pun minta tolong pembantu, minta tolong ini itu. Anak saya yang ini hebat. Sampai
umur dua puluh tahun pun ia masih minta dipegang tangannya dan diantar jika berangkat ke sekolah. Hebat & Bangga kan,
Pak, punya anak manja."

Tidak ada orangtua normal yang berkata seperti itu. Orangtua normal akan berkata, "Anak saya hebat, Pak. Dia tangguh, mandiri, siap menyelesaikan masalahnya."

Siapkah kita berada di hadapan Tuhan? Apakah kita akan menjadi anak manja yang selalu mengeluh, "Aduh Tuhan, aku nggak kuat, cabut saja nyawaku. Aku nggak kuat lagi. Cabut nyawa sainganku itu."? Itukah kita? Atau kalau ada masalah muncul, lalu kita kaget lalu waduh kok begini ya? Bagaimana ini? Seharusnya tidak begini.

Kita sering tidak sadar bahwa kita ini sebenarnya manja dihadapan Allah. Banyak kata2/syair2 lagu2/ayat2 yang berkata bahwa Allah kita terhebat, sumber segalanya, Maha Kuasa, Maha penyabar, Maha penolong, Maha Baik, Raja diatas segala raja, Tuhan diatas segala tuhan, Nama segala nama, dsb…. Bahkan kita tahu bahwa Tuhan sifatnya Alfa dan Omega. Jadi tdk usah dipertentangkan dan dipertanyakan lagi asalnya dari mana. Memang semuanya itu 100% benar dan tidak salah.
Tapi semua pernyataan tsb secara tidak sadar bercampur dengan keterbatasan akal pikiran kita sehingga menciptakan sebuah paradigma baru yaitu SIKAP MANJA DIHADAPAN TUHAN.

Manja yang bagaimanakah? Apa penyebabnya? Ada bbrp ayat dalam Alkitab yang kalau kita cuplik krn bagus sekali tanpa menyelidiki ayat2 yang lain secara keseluruhan akan menyebabkan sikap manja ini.

1. Kita merasa bahwa Tuhan kita yang hebat tadi sudah mencukupkan segala sesuatunya buat kita, jadi kita tenang2 saja. Ada ayat : Burung pipit saja dipelihara, masa saya tidak? Tuhan menghitung jumlah helai rambut di kepala kita. Wuaw, absolutely amazing?? Begitu cintanya Dia thd kita sampai memperhatikan scr luar biasa detail.
2. Kita jadi sering tidak bisa maksimal bekerja apa yang sudah menjadi tugas kita di bumi ini, karena kita merasa ada backing ‘Yesus’ dibelakang kita. Kita jadi sering Ge-Er. Ada ayat : Minta apa saja pasti Tuhan beri. Lama kelamaan muncul mental “ga usah kerja ngoyo2, sabar, tunggu pemberian Tuhan, minta aja pasti Tuhan beri.”
3. Lambat laun, secara tidak sadar kita menjadi ‘kalah bersaing’ dgn orang dunia yang lebih pintar.
Ad.3. Lukas 16:8 Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.

Kita harus melakukan apa yang menjadi tugas dan kewajiban kita di dunia ini, sehingga kita bisa menjadi ‘laskar’ Kristus di dunia yang gelap ini.

Kita harus melakukan APA YANG HARUS TUHAN SURUH KITA YANG KERJAKAN. Kita dapat mengambil hikmah dari cerita Yesus berjalan diatas air dalam :

Matius 14:22. Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang.
14:23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
14:24 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.
14:25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.
14:26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut.
14:27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!"
14:28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air."
14:29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus.
14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!"
14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
14:32 Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
14:33 Dan orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah."


Hikmah dari cerita ini banyak, tapi saya ambil bbrp pada ayat 29:
1. Iman tanpa perbuatan percuma.
2. Ayat 27-29 : Datanglah! Petrus turun dan berjalan di atas air kearah Yesus. Hal ini yang harus kita lakukan. Ini yang menjadi tugas kita. Jangan semua2nya Yesus terus. Utk dapat berjalan bersama Yesus kita harus kerjakan apa yang menjadi bagian kita. Bukan Yesus yang datang ke Petrus lalu angin reda. Jelas sekali bahwa Yesus ingin kita tumbuh dewasa dan bukan jadi anak yang manja yang selalu ingin dilayani.

Nah kalau sampai kita terus kalah sama anak2 dunia, lha sampai kapan kita bisa jadi terang dan garam bagi dunia? Nantinya kita akan jadi Defender di dunia ini. Kita tidak melakukan apa2 yang berarti. Kita lupa bahwa sesungguhnya Tuhan mau kita jadi apa di dunia ini. Tuhan ingin kita jadi GARAM & TERANG DUNIA!

GARAM & TERANG DUNIA.

Matius 5:13. "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Lukas 14:34 Garam memang baik, tetapi jika garam juga menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
14:35 Tidak ada lagi gunanya baik untuk ladang maupun untuk pupuk, dan orang membuangnya saja. Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"

Seram kalau baca ayat ini, soalnya kalau garam itu jadi tawar, maka tidak ada gunanya lagi alias sia-sia. Kalau kehidupan Kekristenan kita tidak memancarkan Terang Yesus dan tidak ada pengaruhnya bagi orang lain sama sekali, maka KeKristenan kita akan tidak berguna sama sekali, malah menjadi batu sandungan bagi orang lain.

Kalau garam buat mengasinkan sebuah makanan, maka makanan tsb akan jadi asin. Jadi fungsi garam adalah membuat sesuatu yang tawar menjadi berasa. Dunia ini adalah tawar. Jadi tugas kita adalah memberi rasa kepada dunia. Garam jadi berguna apabila disekitarnya tawar, tapi garam menjadi tidak berguna apabila bercampur dengan garam lain. Pinjam kata punya Jeffry Rachmat: jadi gudang garam namanya.

Jadi jangan sampai kita kalah dengan anak2 dunia. Kita justru harus menjadi terang yang bisa menerangi mereka yang gelap dan mereka bisa turut mengenal dan memuliakan Bapa kita di surga. Kita harus menjadi terang bukan utk sesame Kristen saja, tapi utk semua manusia dgn segala kepercayaannya dan keaneh2annya.

RELEVAN ≠ SAMA.

Kita jangan menjadi orang ‘aneh’ di mata mereka. Kita harus ‘relevan’ dgn mereka supaya mereka tdk canggung thd kita. Kalau kita dirasa ‘aneh’ maka mereka akan segan dan sungkan dan kita akan dicap ‘freak’. Jangankan kita mereka mau dengar penginjilan kita, ngobrol dgn kita saja sudah tidak kerasan. Dan kita tidak akan bisa jadi garam dan terang bagi mereka. Jangan salah sangka, ‘Relevan’ bukan berarti ‘Sama’. Relevan adalah kita harus bisa mengerti ‘bahasa’ mereka, membuat mereka nyaman apabila kita dekat dgn mereka, tapi ingat, kita tetap tdk boleh sampai terpengaruh hal2 buruk. Prinsip2x Tuhan harus tetap kuat di dalam diri kita.

Di kalangan org Kristen, banyak kebiasaan2x atau istilah2 yang hanya dimengerti oleh kalangannya sendiri, tapi orang diluar Kristen tdk mengerti. Contohnya :
1. Umpama kita berada di kalangan orang yang non-Kristen, sedikit2x bilang Haleluyah, kalau Puji Tuhan mungkin bisa dimengerti. Kalau Haleluyah kan yang tahu cuman kalangan kita org Kristen.
2. Kalau kita dengar konser lagu sekuler, lalu kita ngomong sama teman sebelah kita ,”eh musiknya kurang ‘ngangkat’” Dia akan bingung? Apa maksudnya kurang ngangkat?? Apa panggungnya kurang tinggi atau apa??? Kita punya istilah kalangan Kristen sendiri dgn kata2 ‘kurang ngangkat’.
3. Dikit2 kita cerita kalau dikasih berkat uang sama orang lain kpd orang yang non Kristen atau Kristen baru , nanti orang yang diceritai (orang blm kenal Tuhan dan pebisnis duniawi) akan berpikir ,”Senang banget sih dikasih, kok senang sih dibelas kasihani sama orang lain terus? Apa orang Kristen ini malas atau apa sih?

Dengan kita menjadi RELEVAN dgn mereka, maka kita bisa ‘masuk’ ke dalam dunia mereka dan ‘menggarami’ mereka dgn prinsip2 Firman Tuhan, sehingga mereka akan melihat sesuatu yang berbeda didalam KeKristenan kita. Mereka akan mudah melihat sesuatu yang positif dalam diri kita.

God bless u.

Rabu, 29 Juli 2009

Komunikasi Dalam Keluarga

(from book “The Power of Parent’s Words, by Norman Wright)



Agar dapat berhasil dalam melakukan petunjuk berkomunikasi di rumah anda, Anda perlu memahami :

Latar belakang pribadi anda dan bagaimana latar belakang keluarga anda dulu; bagaimana cara berkomunikasi orang tua anda; seberapa jauh cara berkomunikasi orang tua anda mempengaruhi cara anda berkomunikasi dengan anak-anak anda; apa yang mendorong anda menjadi org tua dan apa tujuan anda dalam mendidik anak anda; apa tujuan anda mendidik sudah benar; apakah cara anda mendidik berdasarkan kebenaran alkitab atau dipengaruhi Mitos yang sekarang berlaku; apakah anda menyadari bahwa perkataan kasar dapat melukai hati anak-anak anda saat kita kurang berhati-hati dalam mengucapkannya.

Suasana dalam Rumah Tangga, termasuk komunikasi secara Verbal maupun non Verbal dari orang tua memainkan peran yang amat penting dalam membentuk identitas dan tingkah laku seorang anak ;

Anak-anak belajar bagaimana bertingkah laku sebagai Reaksi terhadap cara kita berbicara kepada mereka, untuk alasan tertentu seorang anak memainkan peran dalam keluarga, atau peran yang ditentukan baginya dengan sadar atau tanpa sadar oleh kedua orang tuanya..

Dan peran ini menjadi identitas anak kita, dia belajar bertahan hidup dalam keluarganya dan merasa dirinya berarti dengan memainkan perannya tersebut.

Contoh beberapa Peran:

*Jason si Pelaku :

Seorang anak sulung berumur 10 tahun yang sudah mempunyai rasa tanggung jawab yang sangat besar. Kadang-kadang dia bertindak sebagai orang tua bagi adik-adiknya, bahkan dia akan merasa kecewa apabila orang tua melakukan apa yang menurutnya dapat dilakukannya.

Orang tua Jason menekankan bahwa Jason diterima karena apa yg sudah dilakukannya. Anak-anak seperti ini terlalu bertanggung jawab dan bergumul melawan rasa bersalah jika tidak melakukan tugas dengan baik.

*Lisa si Pendamai :

Lisa berusia 13 tahun dan disebut sebagai si Pendamai, karena dia yang membuat keluarga stabil.

Lisa sering bersedia disalahkan, padahal adiknya yang melakukannya untuk menghindari perselisihan dalam keluarga. Lisa cenderung mengambil peran, dan merasa bertanggung jawab untuk memberikan makanan emosional bagi keluarganya, mempersatukan,dan meredakan watak pemarah,

Orang tuanya sering berkata: jika kalian tidak akur, kalian akan menyebabkan ayah dan ibu bercerai. Anak2 ini tumbuh dibawah bayang-bayang ketakutan karena mereka merasa akan ditinggalkan.

*Jimmi si penyendiri :

Jimi bergerak tanpa suara seperti bayangan dalam rumah, dia tidak banyak berkata-kata, baik dan penurut, dan belum pernah menunjukan kemarahannya.

Anak-anak seperti Jimi disebut sebagai anak yang suka menyendiri atau anak yang hilang.

Jimi adalah anak yang kesepian karena orang tuanya dulu mungkin sering menyuruhnya diam jika dia membuat keributan dan jika mengganggu dia diusir.

Orang-orang seperti Jimi bertumbuh menjadi orang dewasa yang terhilang dan hidup dalam penolakan.

*Jason Sang Bintang :

Jason sangat pandai, mengerjakan segala sesuatu dengan sangat baik, sangat menonjol, terkenal dimana-mana, dia cenderung menuntut kesempurnaan, kadang-kadang suka mengecam saudara-saudaranya.

Setiap orang tua ingin agar anaknya menjadi seorang bintang atau pahlawan, dan kita mendorong anak-anak kita melakukan yang terbaik,

Anak-anak ini menjalankan peran seorang bintang dan kehilangan masa kanak-kanaknya. Orang tuanya menekankan dia untuk menjadi pertama dan menjadi bintang utama, mereka jarang mempunyai waktu untuk bersenang-senang dan santai.

Anak-anak yang didorong supaya menjadi bintang oleh orang tuanya seringkali padam putus asa merasa malang dan gagal menjadi orang dewasa.

*Amy si Pelawak

Amy sangat disukai, semua orang ingin didekatnya, dia seorang pelawak, dia dapat membuat kami semua tertawa, bergurau dan melucu. Juga pada waktu menghadapi masalah, Amy tahu bagaimana menikmati hidup dan membuat orang lain juga menikmati hidup, bersikap membantu orang lain,

Amy sulit untuk serius, dia sudah menerima peran dari orang tuanya untuk mengabaikan, menghindari,dan menutupi masalah dan kesedihannya. Mampu menyembunyikan kesedihan dan keterasingannya dengan baik, dia menarik perhatian dengan menjadi pelawak,

*Eric anak yang Saleh :

Dia sangat bertanggung jawab dan taat, aktif dalam persekutuan pemuda di gerejanya, dia mendorong kami agar tetap setia ke gereja. Eric mengambil peran sebagai anak yang saleh untuk menyenangkan kita.

Anak-anak seperti ini sering mempunyai bidang-bidang tertentu dalam kehidupan mereka yang ditekan dan dihambat. Mereka tak mau mencoba sesuatu yang baru karena takut gagal.

*Putri kecil ayah dan pahlawan kecil ibu.

Ada orang tua yang memberikan julukan kepada anak-anaknya sehingga mendorong mereka untuk memainkan peran tersebut.

Julukan ini berbahaya, secara halus merupakan bentuk bentuk perlakuan kasar yang akan mendorong anak perempuannya untuk berperan sebagai putri kecil untuk menggantikan peran istrinya dalam hal tertentu, mungkin sang Ayah mengangkat anaknya sebagai seorang putri agar kebutuhan emosinya terpenuhi.

Pada mulanya peran ini akan membuat anaknya merasa istimewa, tetapi ia mengingkari keberadaannya sebagai seorang anak karena dituntut menjadi orang dewasa, namun dia mungkin menikmati perhatian yang diterimanya dan mulai menuntut untuk diperhatikan secara istimewa.

“ Salah satu cara yang terpenting untuk membantu supaya anak2 kita menjadi orang dewasa yang berarti, yaitu dengan belajar berkomunikasi kepada mereka secara positif. “

“Tujuan kita menjadi orang tua adalah untuk membawa anak2 kita menjadi dewasa dan untuk membebaskan mereka agar menjadi tidak bergantung pada diri kita dan bergantung pada Allah”

Beberapa tujuan dalam mempunyai anak~ sbb:

EGO : mengharapkan sesuatu dari anak2 mereka: punya anak yang berhasil; punya anak yang mewarisi uang dan harta milik keluarga; punya anak yang mirip saya, memiliki sifat-sifat baik saya, menjadi kebanggaan saya; punya anak agar saya merasa lengkap.

KOMPENSASI : anak untuk menutupi kekurangan dalam keluarga: supaya perkawinan jadi bahagia; supaya punya teman; untuk memperbaiki latar blakang keluarga yang kurang bahagia.

MENGIKUTI KEBIASAAN ORANG BANYAK : ingin sama dengan kebanyakan orang lainnya; menyenangkan orang tua; menghindari kecaman masyarakat.

KASIH SAYANG : siap untuk mencurahkan kasih sayang dalam kehidupan mereka bersama; supaya mempunyai kesempatan membahagiakan seseorang; mengajarkan kepada seseorang tentang segala yang indah dalam kehidupan; memperoleh kepuasan dengan memberi diri pada orang lain; menolong orang lain agar bertumbuh dan berkembang.


Tujuan kita menjadi orang Tua akan menuntun kita :

“ Pikiran, sikap dan perasaan anda sebagai orang tua akan mempengaruhi bagaimana anda menanggapi anak anda..”

Bagaimana kita mendorong anak-anak kita untuk mencapai kedewasaan :

1. Memberitahu : anak-anak 3-4 tahun memerlukan pengarahan yang jelas dan pengawasan yang ketat.
2. Mengajar : anak SD diajar unuk melakukan sesuatu yang dapat dilakukannya melalui komunikasi 2arah.
3. Berperan Serta : menginjak SMP, orang tua berperan sebagai pelatih. Disampaikan lebih baik lewat contoh dan keterlibatan, pengawasan akan berkurang, mendorong anak untuk mengambil keputusan sendiri, dan bagaimana bertingkah laku.
4. Memberikan Wewenang dan Tanggung Jawab: tahap yang menentukan agar anak anda menjadi dewasa. Mendorong anak anda dan anak anda pun akan ikut mendorong anda. Tahap saling memberi dan menerima. Dulu anda memberikan diri untuk anak anda sekarang anak anda juga memberikan dirinya untuk anda. Dia sekarang juga akan menyayangi dan mendorong anda melalui sikap perkataan dan perbuatannya.

Pada tahap ini mungkin anak anda akan membuat keputusan yang berbeda dengan cara anda, kesimpulan yang berbeda, inilah tanda kedewasaan dan kemandirian.

Jika tidak sesuai pertumbuhan anak akan terhambat, dan dia akan tetap bergantung pada orang lain.

“ Salah satu tantangan dan kesukaan kita yang besar adalah untuk menghargai keunikan anak kita dan menerima apa yang tidak dapat dirubah dalam dirinya “

1. Orang Tua Sebagai Penyelidik : mengamati, memahami anak anda dengan sabar untuk mengenali kepribadian dan sifatnya yang unik, semakin anda mengenal anak anda, anda semakin diperlengkapi untuk mempersiapkannya memahami suatu kehidupan yang berarti.

Cara : mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang umum sehingga mereka tidak merasa diselidiki dan menjauh, apalagi jika kita mengecamnya dan tidak menyimpan rahasianya.

2. Orang Tua Sebagai Petani : menganggap tiap-tiap tanaman adalah unik, tidak memaksa kentang untuk menjadi apel. Cara berkomunikasinya dengan memupuk; memberikan kasih, penegasan dan dorongan; mendorong setelah mengalami kegagalan.
3. Orang Tua Sebagai Arsitek : tidak memaksa. Kecenderungan kita menghargai keunikan mereka dan menerima apa yang tidak dapat diubah dalam dirinya, serta tidak memperlakukan mereka dengan kasar melalui perkataan, akan mengurangi banyak kekecewaan.

Peran kita sebagai orang tua bukan untuk menggantikan rencana dan rancangan Allah, Allah adalah satu-satunya Pribadi yang mempunyai tujuan dan maksud yang terbaik bagi anak-anak kita; Allah adalah sang Arsitek Agung kita harus berserah pada rancangan-Nya.

Anda harus selalu ingat akan “kehendak Bebas”

Jika “Adam dan Hawa membuat pilihan yang keliru “, hal ini juga bisa terjadi pada anak-anak anda.

1. Perkataan sebagai Senjata harus dilucuti.

Kata-kata yang tajam, pedas, pahit, menurunkan martabat, mengecam, sama dengan senjata tajam yang melukai anak-anak anda.

Kata-kata kita bagaikan senjata tajam yang ditembakkan untuk menyerang tingkah laku penampilan, kepandaian, kemampuan, dan nilai anak sebagai seorang pribadi.

Perkataan yang merusak melukai batin, bagaikan angin kencang yang melukai dan merobek kulit, yang kita seringkali tidak menyadari bahaya yang akan terjadi

(lihat: Yakobus 3: 8-10)

2. Perlakuan kasar melalui Perkataan

Kata-kata seperti : bodoh; lamban; kamu sama sekali tidak berguna; tidak adakah yang bisa kamu lakukan dengan benar; bukankah jatuh kelantai itu menyenangkan; aku tidak dapat menemukan arlojiku, apakah kamu mencurinya?

3. Perlakuan kasar secara tidak langsung melalui perkataan

Kata kata : mengejek; menggoda; tindakan meremehkan secara senda gurau; lalu kemudian mencoba menutupinya dengan berkata ” hanya bergurau“; sama saja artinya dengan menggunakan lelucon untuk melukai anaknya. Menertawakan anak dan mengolok-olok didepan umum dengan mengecam sifat, kemampuan, dan kelemahannya. (baca: Amsal 26:18-19)

4. Perkataan yang menghakimi :

Meremehkan : anak merasa diremehkan jika anda menganggap enteng tindakannya, perasaannya, pikirannya atau prestasinya; hal ini menyatakan kepada anak bahwa: gagasanmu tidak baik, kelakuanmu tidak baik, “Kamu Tidak Baik “

Anak akan menanggapinya dengan menarik diri dari anda, dia tidak mendengarkan anda, menutup diri, tidak mau menceritakan apa-apa kepada anda, mungkin dia akan membalas dengan cara yang tidak kentara.

Menyalahkan : kamu sangat mengecewakan saya, tingkah lakumu menghancurkan saya, jangan membuat saya marah.

Kata2 “ Harus” dan “ Tidak Boleh “ seringkali merupakan senjata yang menyalahkan yang melukai anak, sikap yang ingin diperbaiki dari anak kita malah semakin diperkuat,

Hindari kata-kata “harus” dan “tidak boleh”, misalnya: “ saya menghargai apa yang sudah kamu lakukan, tapi mungkin ada cara lain yang ingin kamu coba pada waktu yang akan datang “

Mencari-cari kesalahan : Selalu melihat anak2nya dengan kacamata kritik, menuntut kesempurnaan, mempunyai harapan yang tidak masuk akal bahwa anaknya harus sempurna. Kadang2 raut wajah yang mencemooh, mengerutkan dahi, isyarat yang menyalahkan, menunjukkan ketidakpuasan sukar untuk dimengerti anak,

Diam adalah bentuk pengendalian, hukuman, dan kritik dalam keluarga yang tidak sehat, karena kita diciptakan untuk berkomunikasi satu sama lainnya. Kritik dapat melukai anak secara mendalam, membuat anak merasa tidak diterima sehingga mencari orang yang yang dapat mengatakan bahwa dirinya berharga.

Bagaiman menghindari mencari-cari kesalahan?

Dengan belajar mengasihi anak-anak anda tanpa syarat.

1. Mereka adalah anak-anak.
2. Mereka cenderung bertingkah laku seperti anak-anak.
3. Banyak tingkah laku kekanak-kanakan yang tidak menyenangkan.
4. Jika kita mengasihi mereka walupun mereka bertingkah kekanak-kanakan, mereka akan belajar menjadi dewasa dan berhenti bertingkah laku kekanak-kanakan.
5. Jika kita mengasihi mereka jika mereka menyenangkan saya saja (kasih bersyarat) mereka akan merasa tidak dikasihi dengan tulus, merasa tidak aman, merusak gambaran diri, menghalangi mereka mencapai pengendalian diri yang lebih baik dan kelakuan yang lebih dewasa; mereka tidak mempunyai harga diri. Harga diri yang rendah akan mengganggu mereka dalam pertumbuhan emosi dan tingkah laku.
6. Jika kita mengasihi mereka tanpa syarat, mereka akan merasa senang dan nyaman atas diri mereka sendiri,
7. Berjuang dan berdoalah demi anak-anak, berdoa agar kita dapat mengasihi anak-anak kita tanpa syarat, masa depan anak-anak tergantung pada dasar ini.



Ayat-ayat berikut tentang komunikasi: Amsal10:19; 12:18; 14:29; 16:24; 17:19; 19:11; 29:20.

Contoh : “ Unconditonal LOVE “

“ Jika kita bisa memperlakukan orang2 terdekat kita dengan kasih dan penghargaan, seperti kita memperlakukan orang lain, maka dengan sendirinya kita sedang membentuk mereka menjadi pribadi yang pantas untuk dikasihi dan dihargai.”

Franklin graham putra pendeta terkenal dunia Billy Graham (yang sering melayani orang-orang penting, termasuk Presiden AS) menuliskan pengalamannya dalam otobiografinya “Rebel with a Cause“, betapa dia menyesali perbuatannya ketika masih muda, dia sangat liar dan menjadi anak yang penuh pemberontakan kepada orang tuanya.

Pada suatu hari dia berteriak- teriak dari sepeda motor Harley Davidsonnya didepan rumah ayahnya untuk meminta uang. Dengan mengenakan jaket kulit yang berdebu dan kotor, dengan cambang yang lebat di dagunya dia menerobos masuk keruang tamu sementara Billy Graham sedang mengadakan rapat besar dengan tamu-tamu pentingnya.

Begitu mengenali anaknya, Billy tanpa ragu-ragu memperkenalkan Franklin kepada tamu-tamu kehormatannya sebagai anaknya dengan sikap hormat dan kebanggaan, Billy tidak meminta maaf untuk apa yang dilakukan Franklin di hadapan mereka atau memperlihatkan sedikitpun rasa malu atau rasa bersalah karena sikap buruk anaknya. Kasih dan penghargaan yang ditunjukkan ayahnya membuatnya berbalik dari sikap pemberontakannya.

Pendeta besar sekaliber Billy Graham melalui tindakannya membuktikan bahwa dia menerima dan mengasihi anaknya. Hendaknya kitapun demikian- dapat mengasihi dan menerima orang-orang yang kita kasihi tanpa syarat, bahkan saat mereka tidak seperti yg kita harapkan.

Billy Graham lebih peduli untuk menjaga harga diri anaknya dihadapan tamu-tamu pentingnya, sementara kebanyakan kita lebih memilih menjaga image dan nama baik kita dihadapan orang lain.

Tantangannya kita harus belajar mengasihi dan menerima orang2 terdekat kita seperti Tuhan Yesus menerima dan mengasihi kita, saat kita masih berdosa, itulah tantangan kita sebagai orang Kristen. Sebab jikalau kita , ketika masih seteru diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita yang sekarang telah diperdamaikan, pasti diselamatkan oleh hidup Nya.

KARAKTER VS KARUNIA ROHANI

Saya banyak menjumpai teman2x & saudara2x saya yang mempunyai kepahitan yang berkepanjangan terhadap Tuhan dan KeKristenan. Dan penyebab kepahitannya itu sendiri seringkali adalah orang2x Kristen yang menjadi batu sandungan, entah itu pelayan gereja, pemain musik, WL, mentor, bahkan pendeta nya. Saya sendiri kadang bingung juga dgn hal ini, karena dulu saya juga pernah mengalami hal spt ini.

Pertanyaan saya hanya satu : Kok bisa bisanya? Dekat dgn Tuhan kok bisa2nya yah….kebangetennn dech…so munafik, dsb…..akhirnya kita jadi murtad dan tidak mau maju dalam Tuhan, sepertinya kita wait and see aja dulu. Kristen ya Kristen, tapi jangan terlalu dalam dulu dech…! Iya kalau bener agama Kristen ini…la kalo salah…?

Saya punya kesimpulan : Karakter manusia dan Karunia Rohani (Gods’s Gift after kita dibaptis air dan Roh Kudus) adalah 2 hal yang berlainan, tetapi berhubungan.

Kenapa kok bisa berhubungan ? Karena hal ini memang dalam pengembangannya harus seimbang. Kalau tidak seimbang akan terjadi hal2 diatas. Apalagi kalau karunia rohani saja yang dikembangkan terus, tapi karakter manusianya tidak pernah dikembangkan.

Kenapa manusia ‘rohani’ itu kok bisa terjadi hal2x diatas?

1. Karena manusia adalah makluk yang sudah dari mulanya diberi kuasa utk ‘Free Will’. Kej 2:16 :

2:16. Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi…”

2. Karena manusia adalah makhluk yang sangat lemah (fragile). Kemanusiaan kita ini gampang lengket dgn apapun yang ada di dunia ini.

Matius 26:41.

26:41 Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

3. Sekaliber pendeta besar manapun, mereka adalah manusia yang penuh kelemahan.

Ibrani 5:1. Sebab setiap imam besar, yang dipilih dari antara manusia, ditetapkan bagi manusia dalam hubungan mereka dengan Allah, supaya ia mempersembahkan persembahan dan korban karena dosa.

5:2 Ia harus dapat mengerti orang-orang yang jahil dan orang-orang yang sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan,

5:3 yang mengharuskannya untuk mempersembahkan korban karena dosa, bukan saja bagi umat, tetapi juga bagi dirinya sendiri.

Bahkan di ayat sebelumnya Ibrani 4:15 dikatakan bahwa imam besar yang kita punya tidak dapat turut merasakan kelemahan2 kita. Beda dgn Imam Besar Agung yang sama dgn kita dan telah dicobai, bedanya Dia tidak berbuat dosa.

Contoh kisah dalam Alkitab:

Yesus punya murid yg paling disayangi : Petrus si Batu Karang.

Kelemahannya : menyangkal Tuhan didepan banyak orang! 3 kali! Wuaow…padahal Tuhan berfirman Lukas 12:9 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah.

Tapi pada ayat yang lain :

Kis 4:4=Petrus berkotbah 5000 orang percaya Yesus.

Kis 9:32-40 = Petrus menyembukan Eneas yang lumpuh dan Tabitha yang bangun dari kematian.

Nah, kalau kita masih punya mentalitas mencampurkan karakter manusia dgn karunia rohani spt diatas, kalau kita hidup pada jaman itu, mungkin kita tdk akan mau mendengar kotbah Petrus dan diberkati olehnya. Rugi sendiri bukan?

Memang Tuhan kita itu unik sekali, jalan2nya tidak terpahami dan terselami, apa yang kita pikirkan atau simpulkan dgn pikiran kita, sama sekali berbeda dgn apa yang Dia pikirkan. Dia berdaulat utk memakai siapa saja di dunia ini utk rencanaNya.

MENGINGAT INGAT KEBAIKAN TUHAN

Kita semua pasti pernah mengalami keletihan rohani. Akibatnya bermacam2, bisa jarang berdoa, kesibukan yang luar biasa, tekanan masalah, ekonomi, dll. Tetapi kita semua tahu bahwa hubungan kita dgn Tuhan Yesus tidak boleh kendor, kita harus tidak boleh memberi celah kepada Iblis utk mengambil kesempatan ini. Saya telah menemukan salah satu cara yang dapat membuat kita bersemangat kembali.

Coba kita ingat2 kembali, apakah Tuhan pernah menolong kita pada saat2x genting pada jaman dulu? Bbrp tahun lalu? Pada saat kita benar2 dibawah? Terjepit? Apakah kita ingat bahwa Tuhan pernah menolong kita pada saat2 tsb dan itu semua terjadi untuk kebaikan kita?

Mazmur . (77-12) Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala.

(77-13) Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu.

Terjemahan Bahasa Indonesia sehari 2 :

77:11. (77-12) Aku mau mengingat perbuatan-perbuatan-Mu TUHAN, mengenang keajaiban-keajaiban-Mu di zaman dahulu.

77:12 (77-13) Aku mau merenungkan segala yang Kaulakukan, dan memikirkan karya-karya-Mu yang hebat.

Pada jaman PL Tuhan sering sekali memerintahkan umat-Nya utk merayakan perayaan2 tertentu supaya tidak melupakan apa yang Tuhan sudah lakukan bagi mereka, dgn demikian mereka bias menyampaikan kisah2 itu ke generasi2 berikutnya.

Seperti : Bagaimana Tuhan telah melepaskan mereka dari perbudakan, menuntun mereka di padang gurun dgn tiang api dan tiang awan, laut terbelah, mengalahkan musuh2, dsb.

AYAT2 TTG PERAYAAN DALAM PL :

KEL 4 : 1-9. KEL 5:1. KEL 23:14-15, Imamat 23:39,41, Bil 10:10, Hakim2x 21:19 21:19 Lalu kata mereka pula: "Setiap tahun ada perayaan bagi TUHAN di Silo yang letaknya di sebelah utara Betel, di sebelah timur jalan raya yang menuju dari Betel ke Sikhem dan di sebelah selatan Lebona."

2 Taw 7:8 7:8 Dan pada waktu itu juga Salomo mengadakan perayaan Pondok Daun selama tujuh hari, bersama-sama dengan seluruh Israel, suatu jemaah yang amat besar, dari jalan masuk ke Hamat sampai ke sungai Mesir.

7:9 Pada hari yang kedelapan mereka mengadakan perkumpulan raya, karena mereka telah merayakan pentahbisan mezbah selama tujuh hari, dan perayaan Pondok Daun selama tujuh hari.

Kita perlu melakukan yang sama dgn itu. Kita harus mengambil waktu utk mengingat2 hal yang Tuhan sudah lakukan bagi hidup kita. Ini adalah suatu cara utk membangun kembali iman kita dan menjaga agar kita tetap bersemangat.

CONTOH AYAT : YESAYA 57:10 Oleh perjalananmu yang jauh engkau sudah letih lesu, tetapi engkau tidak berkata: "Tidak ada harapan!" Engkau mendapat kekuatan yang baru, dan sebab itu engkau tidak menjadi lemah.

57:11 Kepada siapa gerangan engkau gentar dan takut, sehingga engkau berdusta dan tidak mengingat Aku atau memberi perhatian kepada-Ku? Bukankah karena Aku membisu dan menutup mata, maka engkau tidak takut kepada-Ku!

CONTOH AYAT DALAM PL BAHWA MELUPAKAN PERBUATAN BAIK TUHAN DI MASA LALU MENYEBABKAN ORANG BISA MURTAD :

YESAYA 63:7. Aku hendak menyebut-nyebut perbuatan kasih setia TUHAN, perbuatan TUHAN yang masyhur, sesuai dengan segala yang dilakukan TUHAN kepada kita, dan kebajikan yang besar kepada kaum Israel yang dilakukan-Nya kepada mereka sesuai dengan kasih sayang-Nya dan sesuai dengan kasih setia-Nya yang besar.

63:8 Bukankah Ia berfirman: "Sungguh, merekalah umat-Ku, anak-anak yang tidak akan berlaku curang," maka Ia menjadi Juruselamat mereka

63:9 dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala.

63:10 Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka.

63:11 Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala, zaman Musa, hamba-Nya itu: Di manakah Dia yang membawa mereka naik dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing domba-Nya? Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka;

63:12 yang dengan tangan-Nya yang agung menyertai Musa di sebelah kanan; yang membelah air di depan mereka untuk membuat nama abadi bagi-Nya;

63:13 yang menuntun mereka melintasi samudera raya seperti kuda melintasi padang gurun? Mereka tidak pernah tersandung,

63:14 seperti ternak yang turun ke dalam lembah. Roh TUHAN membawa mereka ke tempat perhentian. Demikianlah Engkau memimpin umat-Mu untuk membuat nama yang agung bagi-Mu.

Jangan jadi spt contoh bgs Israel di padang gurun yang sudah diberi mujizat dan pertolongan luar biasa tapi masih mengeluh dan lupa terus akan pertolongan Tuhan.

Nah biasanya kita kalau pas dalam masa kesesakan, yang lebih diingat adalah kekuatiran, kegelisahan, ketakutan, dll yang negatif2 drpd yang positif2. Jadi malah kita seharusnya cepat bisa menanggulangi masalah itu dgn proses yang lebih cepat, malah jadi lama dan berputar2 di dalam masalah itu. Tapi kalau kita pas dalam masa ketenangan, sukacita, penuh berkat, baru kita mengingat2 yang positif2 dari Tuhan. Hal ini tentu tidak salah, karena kita harus mengingat hal2 yang positif2 dari Tuhan senantiasa, tapi justru pada masa kesesakan inilah kita butuh kekuatan yang salah satunya didapat dari mengingat2 kebaikan Tuhan pada hidup kita.

Ingat-ingat apa ya ttg kebaikan Tuhan…contohnya spt : bgmana Tuhan menolong dan meloloskan kita dari badai finansial, kesehatan…., hampir mati dari kecelakaan mobil (tabrakan hebat), dari jomblo sampai ketemu pacar yang akhirnya jadi istri/suami kita…., dari kehidupan lama kita yang buruk (ex judi, peminum, pemabuk, perokok, suka menghakimi orang, suka ngomong jorok, sombong, dll pls mention….). Ingatlah yang baik2 : Hari anak kita dilahirkan, Tuhan beri kita our first job, perubahan paradigma kita ke arah lebih baik, doa2 yang dijawab, pertama kali kita dapat anugrah bahasa roh kudus, orang2 disekeliling kita yang bertobat, dll.

Saat kita belajar untuk mengingat kembali hal2 baik yang Tuhan sudah lakukan, itu menolong kita untuk tetap dalam suatu sikap iman dan tidak lupa untuk bersyukur terus menerus tiap hari. Jadi sukar utk mengeluh apabila kita ingat terhadap kebaikan2 Tuhan thd hidup kita, sebaliknya kita jadi bias bersuka cita senantiasa dalam segala kondisi kehidupan kita. (Filipi 4:4).

If possible, saya mendorong kalian semua utk punya jurnal yang mencatat ttg kebaikan2, mujizat2 Tuhan yang pernah kita alami dalam hidup kita. Nanti jurnal itu akan menolong kita khususnya pada waktu masa kesesakan, atau pas kehilangan arah, pas lemah, pas hubungan kita jauh dari Tuhan, pas doa2 kita terasa jauh dan lama dijawab, dsb.

Jurnal ini akan memperkuat IMAN KITA! Kalau kita lupaan maka minumlah : GINKO BILOBA! (nutrisi utk our brain memory).

Pokoknya kalau Tuhan bias menolong kita di kehidupan kita di masa lalu, pasti Dia bisa menolong kita di kehidupan sekarang yang kita jalani dan masa depan yg kita akan jalani.

Dia adalah Tuhan yang sama sepanjang masa!!

GOD BLESS U…!

PROBLEMA DALAM RUMAH TANGGA KRISTEN

Biasa dalam perkawinan banyak sekali terjadi ketidak rukunan dalam rumah tangga yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Mulai hal2 yang paling biasa sampai yang rumit.


Biasanya kita banyak mengikuti seminar2x di gereja ttg sifat2 pria dan wanita adalah tidak sama, dsb. Atau kita mencari orang2 yang biasa diajak konseling problema pernikahan, dsb. Itu semua adalah bagus sekali, tetapi setelah bbrp lama akan timbul konflik kembali yang didasarkan dari akar permasalahan yang sama. Kenapa?

Nah, ini yang akan kita bahas bersama sama.

1. Ayat : 1 Korintus 7:28.

7:28 Tetapi, kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani dan aku mau menghindarkan kamu dari kesusahan itu.

Artinya bahwa perkawinan itu a lot of troubles. Bukan enak2an spt di film2, atau dongeng atau buku cerita.

2. Ayat 29-32.

Dalam konteks ayat ini dibawah ini, diterangkan bahwa kecintaan kita terhadap suami/istri/anak/orang tua/barang2 duniawi yang terlalu besar (tanpa kita sadari) akan menyebabkan problem yang tidak kita sadari. Karena kalau kita menyandarkan thd sesuatu yang duniawi kita akan menyandarkan thd sesuatu yang fana. Fana adalah tidak kekal. Tidak kekal adalah gampang berubah2. Kalau gampang berubah-ubah maka tidak stabil. Kalau tidak stabil maka kita gampang kuatir.

7:29 Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;

7:30 dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli;

7:31 pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.

7:32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.

3. Ayat 17.

Tuhan ingin manusia hidup seperti tujuan asalnya dia dipanggil Allah.

7:17. Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat.



3. Ayat 33-38.

Tujuannya sama sekali bukan utk melarang manusia menikah, tetapi didalam pernikahan tsb Tuhan harus dinomor satukan (bukan pelayanan lo ya, jangan salah kaprah).


7:33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,

7:34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.

7:35 Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.


Kalau kita melihat dalam keadaan manusia pertama diciptakan maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Adam terbagi pikirannya, tidak memusatkan thd perkataan Tuhan, tetapi Adam memusatkan pada perkara duniawi, akhirnya mereka berdua jatuh kedalam dosa.

Kejadian 3:1-6.

3:1. Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,

3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."

3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,

3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

3:6. Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.

MEMBERANTAS KEPAHITAN

1. Mengenal apa itu Kepahitan?

Setiap orang di dunia ini pasti pernah disakiti oleh orang lain. Biasanya bukan orang yang jauh yang menyakiti kita, tetapi justru orang yang dekat dgn kita, itulah yang menyakiti kita. Orang-orang yang kita care, yang kita taruh harapan, orang2 yang kita sangka tidak mungkin menyakiti kita karena kedekatan hubungan kita dengannya, justru itu yang dapat menjadi pahit.

Pertanyaannya : Why?? Bukankah kita ini justru harus menjalin hubungan yang baik dgn orang2 disekitar kita, mengapa kok tambah orang2 dekat ini yang bisa memahitkan kita?

Jawabannya : Karena kepahitan itu adalah seperti anak panah beracun yang kerap ditembakkan Iblis kepada manusia, karena kalau itu sudah nancap kedalam hati manusia lewat pikiran dan menguasai kita, maka utk kedepannya Iblis akan dengan mudah sekali utk mengajak dan membisiki kita dan sepertinya mempermudah kerja Iblis dalam usahanya utk membuat pertikaian antar manusia dgn manusia yang lain. Kalau hubungan dekat yang ditarget oleh Iblis, maka efeknya akan jauh lebih menyakitkan ketimbang yang ditarget adalah orang2 yang biasa2 saja hubungannya.

* Mazmur 64:1-6.

64:1. Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. (64-2) Ya Allah, dengarlah suaraku pada waktu aku mengaduh, jagalah nyawaku terhadap musuh yang dahsyat.

64:2 (64-3) Sembunyikanlah aku terhadap persepakatan orang jahat, terhadap kerusuhan orang-orang yang melakukan kejahatan,

64:3 (64-4) yang menajamkan lidahnya seperti pedang, yang membidikkan kata yang pahit seperti panah,

64:4 (64-5) untuk menembak orang yang tulus hati dari tempat yang tersembunyi; sekonyong-konyong mereka menembak dia dengan tidak takut-takut.

64:5 (64-6) Mereka berpegang teguh pada maksud yang jahat, mereka membicarakan hendak memasang perangkap dengan sembunyi; kata mereka: "Siapa yang melihatnya?"

64:6 (64-7) Mereka merancang kecurangan-kecurangan: "Kami sudah siap, rancangan sudah rampung." Alangkah dalamnya batin dan hati orang!

Biasanya kalau saudara kita yang berbuat akan lebih menyakitkan, karena ada hubungan darah, historis, kisah masa kecil, dsb. Sepertinya suatu kasih yang polos dan murni pada masa kanak2 ada yang tiba2 tercabut disini. Didalam kitab Amsal juga dijelaskan bahwa :

18:19. Saudara yang dikhianati lebih sulit dihampiri dari pada kota yang kuat, dan pertengkaran adalah seperti palang gapura sebuah puri.

Atau dalam Alkitab bahasa sehari-hari akan lebih jelas kedengarannya :

18:19. Saudara yang telah disakiti hatinya lebih sukar didekati daripada kota yang kuat; pertengkaran bagaikan palang gerbang kota yang berbenteng.



2. Pemicu/penyebab kepahitan.

Biasanya kepahitan itu bisa ditimbulkan oleh berbagai macam hal, seperti dari kekerasan fisik, perlakuan yang tidak fair, trauma masa lalu, omongan yang jahat (nylekit), tetapi yang paling berbahaya adalah dari lidah (perkataan) kita. Kalau mungkin kita pernah dipukul orang di wajah atau dimana? Mungkin ketika sakitnya hilang kita akan lupa, ketimbang kalau orang menyakiti kita dgn kata-kata, wah ini sampai mati pun bisa dibawa ke liang kubur, dan bisa menurun ke anak, bahkan cucu.

Kepahitan yang berasal dari perkataan dalam FT diumpamakan spt bisa ular : Mazmur 140:2-4.

(140-2) Luputkanlah aku, ya TUHAN, dari pada manusia jahat, jagalah aku terhadap orang yang melakukan kekerasan,

140:2 (140-3) yang merancang kejahatan di dalam hati, dan setiap hari menghasut-hasut perang!

140:3 (140-4) Mereka menajamkan lidahnya seperti ular, bisa ular senduk ada di bawah bibirnya. Sela

Yakobus 3:5-8.

3:5 Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.

3:6 Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.

3:7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,

3:8 tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.

Amsal 18:21.

18:21. Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.

21:23. Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.

3. Bagaimana untuk memberantasnya?

Kita harus mau mengampuni orang yang membuat kepahitan kepada kita, tanpa ada perkecualian. Kenapa? Karena kita dulunya jg orang berdosa yang sudah diampuni melalui penebusan Yesus Kristus diatas kayu salib, jadi kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita.

Kalau org tsb tidak mau mengampuni atau mengakui atau tidak merasa bersalah? Itu adalah urusan dia dgn Tuhan. Tuhan punya caraNya sendiri. Tugas kita adalah sampai mengampuni orang itu saja.

Efesus 4:31 Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan.

4:32 Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

Contoh sepasang Kristen yang taat, lalu menikah, setelah menikah hubungannya menjadi renggang, lalu sang suami selingkuh, tetapi istrinya malah menyimpan kepahitan tsb dan malah mengutukinya, bukan mengampuninya. Sang Istri tidak mengerti ttg bahaya menyimpan kepahitan dan tidak segera dituntaskan, sampai pada akhirnya sang istri meninggal dunia. Why? Kan sang istri korban, bukan yang melakukan, harusnya kan yang mati kan suami.

Jawabannya ada di Mazmur 73:21.

73:21. Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,

73:22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.

Orang yang menyimpan kepahitan akan menjadi bodoh dan tidak mengerti kenapa Tuhan kok tidak menolong2 dia, padahal Tuhan dekat dgn nya.

4. Keuntungan dari membuang kepahitan.

Bukan hanya hati kita merasa plong dan lega, tetapi jauh lebih daripada itu. Kepahitan di masa lalu kita, kalau kita benar2 bisa mengampuni orang tsb dan Tuhan akan mengubah (transform) kepahitan tsb menjadi keuntungan, kemegahan, sukacita, kemenangan, dan anugrah terbesar yang terutama, yaitu : KESELAMATAN.

38:15 Apakah yang akan kukatakan dan kuucapkan kepada TUHAN; bukankah Dia yang telah melakukannya? Aku sama sekali tidak dapat tidur karena pahit pedihnya perasaanku.

38:16 Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh!

38:17 Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.

5. Hukuman bagi orang yang memahitkan.

Lalu bagaimana utk orang lain yang memahitkan kita? Akibat perbuatannya yang memahitkan orang lain, Tuhan sendiri yang akan menjadi hakimnya.

a. Orang tsb tdk bisa menikmati hidupnya. Orang tsb bisa kaya, tapi tidak bisa menikmati kekayaannya.

Mikha 6:12-15.

6:12 Orang-orang kaya di kota itu melakukan banyak kekerasan, penduduknya berkata dusta dan lidah dalam mulut mereka adalah penipu.

6:13 Maka Akupun mulai memukul engkau, menanduskan engkau oleh karena dosamu.

6:14 Engkau ini akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang, dan perutmu tetap mengamuk karena lapar; engkau akan menyingkirkan sesuatu, tetapi tidak dapat menyelamatkannya, dan apa yang dapat kauselamatkan, akan Kuserahkan kepada pedang.

6:15 Engkau ini akan menabur, tetapi tidak menuai, engkau ini akan mengirik buah zaitun, tetapi tidak berurap dengan minyaknya; juga mengirik buah anggur, tetapi tidak meminum anggurnya.

b. Kepahitan yang mereka buat kpd orang lain, akan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri dan semua orang akan tahu perbuatan jahatnya.

Mazmur 64:7-10.

64:7. (64-8) Tetapi Allah menembak mereka dengan panah; sekonyong-konyong mereka terluka.

64:8 (64-9) Ia membuat mereka tergelincir karena lidah mereka; setiap orang yang melihat mereka menggeleng kepala.

64:9 (64-10) Maka semua orang takut dan memberitakan perbuatan Allah, dan mengakui pekerjaan-Nya.

64:10 (64-11) Orang benar akan bersukacita karena TUHAN dan berlindung pada-Nya; semua orang yang jujur akan bermegah.

HIKMAT DAN PENGETAHUAN IS VERY IMPORTANT

Hati-hati dalam menjalani hidup KeKristenan Anda. Jangan salah jalan. Kita harus selalu dinamis dalam berpikir (Roma 12:2). Jangan sampai kita stagnan, karena kalau stagnan = mundur. Karena jaman ini sifatnya dinamis dan waktu itu sifatnya maju (tidak ada waktu mundur), maka kita juga harus dinamis dan maju dalam berpikir dan bertindak, supaya kita dapat menjadi apa yang dimaksudkan dalam Roma 12:2. Apalagi kalau kita mengalami kemunduran….wah payah…diam saja sudah mundur, apalagi mundur, tambah mundurrr…….

Ayat2x tentang pembaharuan pikiran :

1. Perintahnya jelas sekali dalam Roma 12 :2. Supaya kita teliti dan tepat utk membedakan mana yang kehendak Allah.

Roma 12:2 = Renewing of your mind.

2. Manusia baru yang sudah diperbaharui dalam Roh dan pikiran. Efesus 4:21-23.

Hikmat dan ilmu pengetahuan (knowledge) sangatlah penting untuk bisa mengerjakan apa yang tepat sesuai yang diperintahkan Tuhan. Banyak contoh di Alkitab bahwa hikmat dan ilmu pengetahuan itu penting, salah satunya ada di kisah pembangunan Bait Allah yang dibangun oleh orang2 yang penuh hikmat dan pengetahuan dari Tuhan.

Keluaran 35: 30-36:2.

Terjemahan bhs Inggris lbh jelas :

Exodus 36:1 = Then wrought Bezaleel and Aholiab, and every wise hearted man, in whom the LORD put wisdom and understanding to know how to work all manner of work for the service of the sanctuary, according to all that the LORD had commanded.

Tuhan memenuhi mrk dgn Roh Allah, keahlian, pengertian, dan pengetahuan, kepandaian utk mengajar dalam segala macam pekerjaan untuk dapat membuat berbagai rancangan segala sesuatu. Semuanya untuk agar supaya manusia2 tsb dapat berkerja TEPAT MENURUT YANG DIPERINTAHKAN TUHAN.

Jadi ibaratnya, tidak salah kerja dan salah ngerti maksud dan rencana Tuhan bagi hidup kita. Jadi apabila kita dipercayai utk jadi umat Tuhan, pasti ada maksud tertentuNya bagi kita. Kita harus hati2, jangan sampai kurang mengerti perintah Tuhan dan akhirnya kita salah bertindak.

Jika kita tidak segera mengimbanginya dgn hikmat dan knowledge, lambat laun tanpa kita sadari kita akan melenceng dari rencana Tuhan dan kita akan berpikir dan bertindak atas pemikiran diri sendiri, tapi kita tidak akan sadar, kita pikir itu berasal dari Tuhan.

Kerohanian kita akan menjadi agamawi, tidak relevan, dan hanya berpatokan dgn omongan pendeta2 saja.

Apa sih sebenarnya Hikmat dan Akal Budi itu?? Bgmana cara memperolehnya??

1. Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan. Ayub 28:1-28.

28:1. "Memang ada tempat orang menambang perak dan tempat orang melimbang emas;

28:2 besi digali dari dalam tanah, dan dari batu dilelehkan tembaga.

28:3 Orang menyudahi kegelapan, dan batu diselidikinya sampai sedalam-dalamnya, di dalam kekelaman dan kelam pekat.

28:4 Orang menggali tambang jauh dari tempat kediaman manusia, mereka dilupakan oleh orang-orang yang berjalan di atas, mereka melayang-layang jauh dari manusia.

28:5 Tanah yang menghasilkan pangan, dibawahnya dibongkar-bangkir seperti oleh api.

28:6 Batunya adalah tempat menemukan lazurit yang mengandung emas urai.

28:7 Jalan ke sana tidak dikenal seekor burung buaspun, dan mata elang tidak melihatnya;

28:8 binatang yang ganas tidak menginjakkan kakinya di sana dan singa tidak melangkah melaluinya.

28:9 Manusia melekatkan tangannya pada batu yang keras, ia membongkar-bangkir gunung-gunung sampai pada akar-akarnya;

28:10 di dalam gunung batu ia menggali terowongan, dan matanya melihat segala sesuatu yang berharga;

28:11 air sungai yang merembes dibendungnya, dan apa yang tersembunyi dibawanya ke tempat terang.

28:12 Tetapi di mana hikmat dapat diperoleh, di mana tempat akal budi?

28:13 Jalan ke sana tidak diketahui manusia, dan tidak didapati di negeri orang hidup.

28:14. Kata samudera raya: Ia tidak terdapat di dalamku, dan kata laut: Ia tidak ada padaku.

28:15 Untuk gantinya tidak dapat diberikan emas murni, dan harganya tidak dapat ditimbang dengan perak.

28:16 Ia tidak dapat dinilai dengan emas Ofir, ataupun dengan permata krisopras yang mahal atau dengan permata lazurit;

28:17 tidak dapat diimbangi oleh emas, atau kaca, ataupun ditukar dengan permata dari emas tua.

28:18 Baik gewang, baik hablur, tidak terhitung lagi; memiliki hikmat adalah lebih baik dari pada mutiara.

28:19 Permata krisolit Etiopia tidak dapat mengimbanginya, ia tidak dapat dinilai dengan emas murni.

28:20. Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau akal budi, di manakah tempatnya?

28:21 Ia terlindung dari mata segala yang hidup, bahkan tersembunyi bagi burung di udara.

28:22 Kebinasaan dan maut berkata: Hanya desas-desusnya yang sampai ke telinga kami.

28:23 Allah mengetahui jalan ke sana, Ia juga mengenal tempat kediamannya.

28:24 Karena Ia memandang sampai ke ujung-ujung bumi, dan melihat segala sesuatu yang ada di kolong langit.

28:25 Ketika Ia menetapkan kekuatan angin, dan mengatur banyaknya air,

28:26 ketika Ia membuat ketetapan bagi hujan, dan jalan bagi kilat guruh,

28:27 ketika itulah Ia melihat hikmat, lalu memberitakannya, menetapkannya, bahkan menyelidikinya;

28:28 tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi."

Ayub 28:25-27 lihat juga Amsal 3:19-20.

Jadi kunci awal & utama dalam memperoleh hikmat dan akal budi : Takut akan Tuhan.

Mzm : 111:10 Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.

Amsal 2 :1-11.

2:1. Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu,

2:2 sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian,

2:3 ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian,

2:4 jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam,

2:5 maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.

2:6 Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.

2:7 Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya,

2:8 sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia.

2:9 Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik.

2:10. Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu;

2:11 kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau

2. Hikmat diberikan Tuhan dgn murah hati, kita tinggal minta.

Yak 1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.


Tuhan itu ternyata membenci kebodohan. Ayatnya di : Pengkotbah 10:1-3.

10:1. Bangkai lalat membusukkan sebotol minyak wangi, sedikit kebodohan menghilangkan hikmat yang tinggi.

10:2 Wajarlah kalau orang arif melakukan kebajikan, dan orang bodoh melakukan kejahatan.

10:3 Kebodohannya tampak pada segala gerak-geriknya. Dan kepada semua orang ditunjukkannya kedunguannya.

Gunanya punya hikmat dan pengetahuan :

1. Keputusan terbaik selalu ditangan kita.

Filipi 1:9

1:9. Inilah doa saya untuk kalian: semoga kalian makin mengasihi Allah dan sesama dan terus bertambah dalam pengetahuan yang benar dan pandangan yang bijaksana.

1:10 Dengan demikian kalian tahu memilih apa yang terbaik, dan hidupmu akan bersih dari cela atau tuduhan apa pun juga pada hari Kristus datang kembali.

1:11 Hidupmu akan melimpah dengan perbuatan yang sungguh-sungguh baik yang hanya dapat dihasilkan oleh Yesus Kristus sendiri; maka Allah akan dimuliakan dan dipuji-puji.

2. Hikmat dapat mengefisienkan dan meningkatkan produktivitas segala usaha kita.

Pengkotbah 10:10 Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.

Versi bhs sehari-hari : 10:10 Apabila parangmu tumpul dan tidak kauasah, engkau harus bekerja dengan lebih bersusah payah. Pakailah akal sehatmu, dan buatlah rencana lebih dahulu.

Contoh : dalam kehidupan sehari2 kita menaruh orang2 yang mempunyai keahlian dalam bidang nya masing2 spy produktivitas maksimal dan efisiensi dlm pekerjaan dapat kita raih.

3. Dapat melakukan tepat apa yang Tuhan mau kerjakan pada hidup kita.

Keluaran 35: 30-36:2. (spt ayat diatas).

4. Berkat tidak mungkin kekurangan.

1 Kor 1 : 4-8.

1:4 Saya selalu berterima kasih kepada Allah mengenai kalian, sebab kalian sudah menerima rahmat dari Allah melalui Kristus Yesus.

1:5 Karena kalian sudah menjadi milik Kristus, maka hidupmu kaya dalam segala hal. Pengetahuanmu tentang segala sesuatu sangat dalam, dan kalian pandai mengajar pengetahuan itu.

1:6 Itu menunjukkan bahwa berita tentang Kristus sudah begitu meresap ke dalam hatimu,

1:7 sehingga kalian tidak kekurangan satu berkat pun, sementara kalian menunggu Tuhan kita Yesus Kristus datang dan dilihat oleh semua orang.

1:8 Kristus sendiri akan menjamin kalian sampai pada akhirnya; supaya pada waktu Ia datang kembali, kalian didapati tanpa cela.

Contoh yang lain : Salomo tidak minta berkat, tapi minta hikmat dan pengertian. Karena permintaannya itu Tuhan malah memberikan berkat yang sampai skrg blm ada yang menandinginya.

1 Raja2x 10 : 23-24.

10:23 Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat.

10:24 Seluruh bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya.

5. Dapat menjadi saksi Kristus dan berpengaruh bagi orang yang belum mengenal Kristus.

Contoh : Raja suka dgn Daniel bukan karena Yesusnya (krn masih blm kenal), tapi karena hikmatnya Daniel.

Daniel 5:13 Lalu dibawalah Daniel menghadap raja. Bertanyalah raja kepada Daniel: "Engkaukah Daniel itu, salah seorang buangan yang telah diangkut oleh raja, ayahku, dari tanah Yehuda?

5:14 Telah kudengar tentang engkau, bahwa engkau penuh dengan roh para dewa, dan bahwa padamu terdapat kecerahan, akal budi dan hikmat yang luar biasa.




Pertanyaannya: Apa yang menjadi penghalang orang bisa punya hikmat & pengetahuan? Ada yang berpuluh2 tahun jadi org Kristen ttp tidak mempunyai hikmat dan pengetahuan.

Penghalang dan penyebabnya:

1. Keras Kepala.

Efesus 4 : 17

4:17. Sebab itu demi nama Tuhan, inilah yang akan saya katakan dan tegaskan: janganlah lagi hidup seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah, dan memikirkan yang tidak-tidak.

4:18 Pikiran mereka sudah gelap. Mereka tidak mengenal kehidupan yang diberi oleh Allah, sebab mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan apa-apa tentang Allah. Mereka demikian, karena keras kepala.

2. Meremehkan & menolak.

Amsal 1 : 22.

1:20. Dengarlah! Hikmat memanggil di jalan-jalan dan berteriak di lapangan-lapangan!

1:21 Ia berseru di pintu-pintu gerbang dan di tempat-tempat yang ramai:

1:22 "Hai orang-orang bebal! Sampai kapan kamu mau tetap demikian? Kapan tiba waktunya kamu berhenti meremehkan pengetahuan dan menolak pelajaran?

1:23 Dengarkanlah aku apabila aku menegurmu, maka kepadamu akan kunyatakan isi hatiku dan kuajarkan pengetahuanku.

1:24 Kamu sudah kupanggil, namun kamu menolak dan tak mau menghiraukan.

1:25 Semua nasihatku kamu abaikan dan teguranku kamu tolak.

1:26 Karena itu, kalau kamu celaka, aku akan menertawakan kamu. Apabila kamu ketakutan, aku akan mengejek kamu.

1:27 Ya, aku akan mengejek kamu apabila kamu cemas dan menderita karena ditimpa bencana yang datang seperti badai.

1:28 Pada waktu itu kamu akan memanggil aku, tetapi aku tak akan menyahut. Kamu akan mencari aku ke mana-mana tetapi tak akan menemukan aku.

3. TIDAK MENYUKAI PENGETAHUAN. Amsal 1 : 29.

1:29 Kamu seperti orang yang tak pernah suka mendapat pengetahuan, dan enggan mentaati TUHAN.

1:30 Kamu tidak pernah mau menerima nasihat-nasihatku atau memperhatikan teguran-teguranku.

1:31 Karena itu, kamu akan merasakan akibat dari perbuatan-perbuatanmu dan rencana-rencanamu yang buruk.

1:32 Orang yang tak berpengalaman akan mati karena mengabaikan aku, dan orang bodoh akan hancur karena tak menghiraukan aku.

1:33 Tetapi orang yang mendengarkan aku akan terpelihara. Ia hidup dengan aman dan tak perlu takut."

4. TIDAK TAKUT AKAN TUHAN. Amsal 2 : 1.

2:1. Terimalah ajaran-ajaranku, anakku, dan ingatlah selalu akan nasihat-nasihatku kepadamu.

2:2 Perhatikanlah apa yang bijaksana dan berusahalah memahaminya.

2:3 Ya, anakku, berusahalah untuk mempunyai pikiran yang tajam dan mintalah pengertian.

2:4 Carilah itu seperti mencari emas, dan kejarlah itu seperti mengejar harta yang terpendam.

2:5 Dengan demikian kau akan tahu apa artinya takut akan TUHAN dan kau akan mendapat pengetahuan tentang Allah.

2:6 Tuhanlah yang memberikan hikmat; dari Dialah manusia mendapat pengetahuan dan pengertian.

5. KESOMBONGAN. Mzm 139:6

Jangan sok pintar dan harus menyatakan bahwa kita ini tidak ada apa2nya kalau dibanding Tuhan.

139:6 Terlalu dalam bagiku pengetahuan-Mu itu, tidak terjangkau oleh pikiranku.





Hati2x dalam membedakan hikmat dari Tuhan atau dari dunia.

Yakobus 3:13-17.

3:13. Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan.

3:14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!

3:15 Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.

3:16 Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.

3:17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.

Ayat Penutup :

Efesus 3 : 20.

3:20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,

Terjemahan sehari-hari :

3:20 Dengan kuasa Allah yang giat bekerja di dalam diri kita, Allah dapat melakukan jauh lebih banyak daripada apa yang dapat kita minta atau pikirkan.

Kalau kita tidak punya permintaan dalam doa atau tidak punya pemikiran apa2 yang ulet, Tuhan tidak akan tiba2 bim salabim : Nih, berkat untuk mu. Kamu akan jadi bos besar, direktur perusahaan atau duit 1 milyar. Hati2x dgn berkat scr tiba2 tapi tanpa ada jerih payah! Itu adalah jerat.

Contoh : A punya pemikiran lev. 3, Tuhan kasih lev. 5.

B punya pemikiran lev. 6, Tuhan kasih lev. 9.

C punya pemikiran lev. 10, Tuhan kasih lev. 15.

Petinju di suatu ring tinju. Sama2 Kristen, sama2 berdoa kusyuk, sama2 puasa, sama2 latihan keras, sama2 berat badan, sama2 tinggi badan, sama2 petinju kawakan, tapi hanya 1 pemenang. Apa rahasianya?

Ya yang punya pengetahuan dan hikmat lebih besar yang menang. Mungkin pemenang melihat video rekaman lawan secara simultan, yang kalah mungkin cuman sempat lihat 1x. Mungkin makanannya lebih ‘tarak’ sblm bertanding, yang satu punya pemikiran…alah podo wae…panganan ae lho, waktu tanding lebih lihai lihat kelemahan lawan, lawan punya taktik begini, oh berarti harus dilawan dgn cara begini.

By:chendra Sutikno

Jumat, 03 Juli 2009

Menjadi Orang yg Berkenan di Hati Tuhan

Ayat bacaan : 1 Samuel 17:1-50
Daud adalah anak yang paling bungsu dan juga anak yang patuh kepada orang tua. Di saat pagi-pagi dia mau menuruti ayahnya untuk mengirimkan bekal dan meninjau kakak-kakaknya, cerita berikutnya baru terdengar. Dari situ Daud menjadi tahu mengenai Goliat.
Kemudian yang selanjutnya, pada ayat yang ke-26 menunjukkan bahwa Daud adalah seorang pemberani.
Kemudian pada ayat ke 37, menunjukkan bahwa Daud berani menghadapi masalah karena dia yakin bahwa Tuhan bersama dia, sedangkan semua orang hanya melihat raksasanya.
Kemudian pada ayat yang ke 45; pada saat orang lain bingung dengan caranya sendiri sehingga menjadi lupa akan Allahnya dan hanya membicarakan Goliat si orang Filistin itu, Daud adalah satu-satunya orang yang tidak membicarakan tentang Goliat. Dia hanya membicarakan Allahnya. Daud melihat apa yang tidak dilihat oleh orang lain dan menolak apa yang dilihat oleh orang lain. Dia tidak pernah mempertanyakan mengenai Goliat. Tapi orang sekelilingnya selalu ribut dengan Goliatnya, sehingga tidak pernah memperhatikan bahwa Tuhan menyertai dia karena semua orang hanya tertuju pada si raksasa itu.
Aku sangat interest dengan ayat 45 ini, dimana disebutkan “segala barisan Israel”. Daud berani membayangkan banyak malaikat yang bersenjata dengan kekuatan Allah yang turun menghajar musuh-musuhnya. Jadi dia membayangkan kekuatan Allah sebegitu besarnya sampai dia berani mengatakan seperti itu. Karena itu ia melihat bahwa banyaknya tentara Allah membuat dia berani untuk melawan Goliat.
Pada saat dia maju, banyak sekali orang di sekelilingnya yang mencemooh dia, mencaci maki, karena tubuhnya yang kecil, bahkan dia keberatan memakai baju tentara. Ini menunjukkan perbedaan antara Daud dan Goliat adalah seperti bumi dan langit. Bahkan Saul juga menghela nafas dan berpikir bahwa masa depan anak ini tidak ada harapan dan sudah pasti hancur, akan kalah dan mati.
Seringkali kita melakukan hal yang sama, berlari dari Goliat yang ada di sekeliling kita. Kita terlalu dikuasai ketakutan sehingga melakukan hal yang buruk, padahal Tuhan meyertai kita senantiasa. Dengan jiwa yang dipernuhi oleh Allah kita seharusnya bisa menghadapi raksasa dalam hidup kita. Baik itu masa depan, hutang, sakit penyakit, dan sebagainya. Karena keberanian dan kegigihan dari Daud, dia melawan dengan jiwa yang dipernuhi dengan Allah, dan memandang dengan kacamata yang positif.
Selanjutnya dalam Kisah Para Rasul 13:22 dituliskan bahwa Daud adalah orang yang berkenan kepada tuhan. Mengapa tuhan menyebut Daud sebagai orang yang berkenan di hatinya? Saya mengharapkan setiap dari kita menjadi anak Tuhan, menjadi seorang Kristen, jangan hanya sekedar mau dicap sebagai orang Kristen. Tapi saya menghendaki agar setiap kita punya julukan masing-masing dari Tuhan buat kita. Seperti misalnya: Paulus sebagai rasul Tuhan, Yohanes orang yang dikasihi-Nya, Daud sebagai orang yang berkenan di hati-Nya.
Kita harus mencari julukan kita yang berkenan pada Tuhan. Daud bukanlah orang yang suci. Dia sering jatuh bangun dalam kehidupan, Daud terlibat dengan Betsyeba, pernah bergabung degan para pencemooh di padang , memiliki istri banyak, pernah marah, dan bahkan Daud pernah tidak mengurus keluarganya. Tetapi dalam konteksnya pada saat mengahdapi raksasa itu, banyak sekali kata positif dari Daud yang mengatakan bahwa allah menyertai-Nya.
Aku menilai bahwa kehidupan Daud seharunya sangat mudah untuk kita jalankan pada kehidupan kita sehari-hari. Bisa kita ambil menjadi motivasi dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun kita sering tahu perintah Allah, firman Tuhan seperti apa, tapi seringkali kita pada saat menghadapi Goliat dalam hidup kita lebih sering memilih untuk kalah, merasa takut , kemudian menyelesaikan hal kecil saja seringkali kita tidak melibatkan Tuhan.
Belajar dari Daud, belum pernah saya jumpai keberanian yang seperti Daud yang tidak membawa senjata apapun untuk melawan raksasa, namun hanya yakin bahwa Allah menyertai dia.
Kadang kita jatuh bangun kalau melihat orang Kristen yang munafik dan banyak kelemahan. Belajar dari kehidupan Daud adalah orang yang tidak suci, tapi dia bisa melakukan sesuatu yang besar dan berkenan bagi Tuhan . Dari sini aku melihat bahwa kita jangan lemah, menghakimi kepada orang yang berbuat salah. Daud pada saat dia berhasil, dia lebih berhasil daripada semua orang; tapi pada saat dia gagal dia juga tidak berbeda dengan orang lain yang pernah gagal. Kita tidak boleh mengejudge orang lain karena kita tidak tahu bahwa mungkin di balik kelemahan atau kegagalan yang kita lihat, dia pernah mengalami sesuatu yang baik bersama Tuhan. Kita tidak tahu apa yang baik yang dialaminya secara pribadi dengan Tuhan. Tuhan sangat mengasihi hati yang tidak mulus.
Poin yang saya ambil adalah pusatkan perhatian utama dan lebih kepada Tuhan. Sama seperti pada waktu Daud melakukan hal itu: bahwa pada saat dia percaya bahwa Tuhan menyertai dia, raksasa itu jatuh; tetapi pada saat dia tidak melakukannya, Daudlah yang terjatuh. Poinnya adalah memusatkan perhatian kepada Tuhan.
Dalam ayat yang ke 26, 36, 45-48 menunjukkan bahwa Daud memusatkan pikiran hanya kepada Tuhan. Kita harus memfokuskan pikiran kepada Allah lebih daripada kepada Goliat yang ada. Caranya adalah:
• Setiap hari kiat harus mengecek atau membandingkan dalam pikiran kita perbandingan seberapa besar kekuatan Allah dibanding dengan kekuatan Goliat.
• Apakah kita sudah menggambarkan kekuatan allah 4x lebih besar daripada tuntutan kehidupan kita sehari-hari.
• Apakah daftar berkat yang kita terima lebih panjang daripada tuntutan-tuntutan kita.
• Apakah susunan harapan yang ada di pikiran kita 4x lebih tebal daripada ketakutan kita.
• Apakah kita mempertimbangkan pengampunan allah 4x lebih besar daripada kesalahan kesalahan kita.
Memang dalam kisah Daud ini tidak ada mujizat yang signifikan seperti membelah laut mati oleh Musa atau membangkitkan orang mati. Tetapi maknanya adalah bahwa kita akan mengalami miujizat bila kita berjalan dengan Allah. Bila kita berfokus pada raksasa, kita akan kalah; tetapi apabila berfokus pada Tuhan kita akan menang.
Apabila Allah bisa melakukan mujizat bagi Daud, Allah juga bisa melakukan mujizat bagi kita.

By: Linawati Sutandio

MELEPAS MASA LALU

Ada satu hal yang menjadi pikiran saya akhir-akhir ini. Sebetulnya ini adalah pergumulan yang sudah lama, mengenai kepahitanku dengan orang tua. Sebelumnya saya sudah sempat bisa mengendalikan pikiran-pikiran itu, tapi belakangan kenapa saya merasa capek dan pikiran itu mulai mengintimidasi kembali. Aku tahu bahwa sumber kelelahan ku adalah dari pikiran ku sendiri. Dari tuduhan-tuduhan yang selalu mengintimidasi ku. Sampai akhirnya aku berusaha melakukan pelepasan sesuai yang diajarkan di bukunya Dereck Prince mengenai mengusir setan-setan yang ada dalam diri kita sendiri, sesaat pikiran itu menghilang; tapi rasa capek itu selalu datang lagi dan mengintimidasi lagi.
Kita sudah terlalu sering mendengar kata kepahitan. Inti untuk menyingkirkannya adalah awareness kita bahwa Tuhan itu baik, seperti yang tertulis di dalam Ratapan 3:22-23: “Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”
Intinya adalah bgaimanapun masa lalu kita, kalau kita melihat ke belakang ada keputusan-2 yang keliru di masa lalu, background keluarga kita; ayat ini mengajak kita untuk tidak hidup di dalam masa lalu. Kita seringkali hidup di masa lalu sehingga hidup kita tidak bisa maju. Kita harus mengkondisikan otak kita dengan file / arsip yang positif, dimana sebenarnya otak kita memiliki dua file yaitu file yang pertama, file positif yang berisi hal-hal yang menyenagkan, yang mendatangkan sukacita, impian-impian dan semua harapan; segala sesuatu yang bisa membuat kita berharap, visi kita. Sedangkan arsip yang kedua, file negatif adalah segala hal yang mendatangkan kekecewaan, yang membuat kita sakit hati, peristiwa dukacita, membuat kita berkabung, dan mendatangkan kesedihan. Intinya adalah kita memiliki pilihan apakah otak kita mau mengakses arsip yang positif atau arsip yang negatif.
Orang yang hidup dalam kekecewaan dan kepahitan adalah orang yang tidak bisa melepas masa lalu. Pikirannya selalu diakses di arsip nomor dua yang akhirnya selalu menimbullkan self-pity yang terlalu besar dalam dirinya sendiri. Akhirnya kita tidak bisa memikirkan hal-hal yang baik yang sudah disediakan dari Tuhan. Padahal jika kita ingin hidup kita maju dan sukses, kita harus selalu memikirkan hal-hal yang baik tentang Tuhan, karena jika kita selalu memikirkan hal-hal yang negatif, kita tidak akan pernah bisa memandang bahwa Tuhan itu berdiri di depan kita, mempersiapkan suatu rencana yang indah bagi kita di hadapan kita.
Yang lebih berbahaya adalah kalau kita sudah mulai merasa nyaman dalam kondisi seperti itu. Karena apabila kita selalu menggenggam kekecewaan kemanapun kita berada, lama kelamaan itu akan menjadi identitas kita yang menempel pada diri kita. Sebagaimana orang lain memandang kita, semakin lama kita malah akan semakin merasa bahwa kekecewaan yang kita genggam dan diketahui oleh orang lain itu adalah identitas kehidupan yang harus kita jalani. Hal itulah yang seharusnya kita hindari. Kita harus memfokuskan pikiran kita, meletakkan pikiran kita secara tertib, memikirikan hal-hal yang baik yang bisa kita kerjakan di masa depan. Lebih baik memikirkan masa depan daripada masa lalu yang sudah tidak bisa kita ubah lagi. Kita harus mengambil pemikiran bahwa sebetulnya hal-hal yang tidak mengenakkan di masa lalu pun, seperti dalam roma 8:28: “…Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia…..” Bahwa pada intinya, Tuhan Yesus bisa bekerja melalui segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan melalui itu semua.
Yohanes 5:5-9: adalah cerita tentang Tuhan Yesus yang menyembuhkan orang yang sakit di kolam Betesda. Yang menarik ada dalam ayat 6, dimana ysebetulnya Yesus sudah tahu bahwa dia sakit, tapi Yesus tetap mengajukan pertanyaan, “Maukah engkau sembuh?”. Itu berarti setiap orang yang mengalami sakit penyakit dan kekecewaan, tidak semua dari mereka mau sembuh. Ada orang-orang yang seringkali sudah merasa nyaman dengan identitas itu dan menikmati kenyamanan hidup dalam kepahitan atau kekecewaan yang dialaminya. Tetapi bahayanya adalah kalau kita memiliki sikap seperti ini, berarti kita punya mentalitas sebagai korban. Tujuan Tuhan bagi kita bukanlah mentalitas korban, tapi mentalitas pemenang.
Yang harus mulai kita lakukan adalah berhenti memikirkan segala hal yang membuat kita kecewa. Seperti dalam ayat 8, Tuhan Yesus berkata: “…angkatlah tilammu dan berjalanlah!”
Setiap kali pikiran masa lalu itu muncul, harus kita hentikan, karena pikiran itu sudah dikubur sebelumnya. Kita seharusnya mengambil sikap seperti yang diambil oleh Daud pada saat meratapi anaknya, hasil perselingkuhannya dengan Batsyeba yang hampir meninggal. Dia berpuasa, tidak mau makan dan berdoa terus menerus; tapi pada akhirnya setelah anaknya tetap meninggal, dia meninggalkan perkabungannya, mulai meminta makan dan memakai baju kebesarannya. Sehingga pelayan-pelayannya bertanya-tanya seakan-akan Raja Daud ini tidak menyesali kepergian anaknya, tetapi Daud menjawab bahwa selagi dia masih hidup dia boleh berduka, tapi sesudah anaknya mati semuanya sudah berakhir. Sebetulnya Tuhan ingin agar sikap yang kita ambil adalah sikap yang seperti itu , “Life must go on”, jalani terus hidup ini, tidak usah menengok kembali ke masa lalau lagi. Intinya adalah forgiveness / mengampuni. Kita musti perangi dulu akarnya kenapa kita pahit atau kecewa.
Satu hal adalah kita harus belajar untuk menerima kemurahan tuhan, kasih karunia dan terpenting adalah kita harus berdamai dengan diri kita sendiri.

By: Yenny Febriani

Senin, 04 Mei 2009

MELIPATGANDAKAN & MEMAKSIMALKAN TALENTA

Ayat bacaan: Matius 25:14-30
Dalam bukunya “Talent is Never Enough”, John Maxwell mengatakan bahwa bakat atau talenta saja ternyata tidak cukup untuk membawa orang menuju kepada puncak keberhasilan dan kesuksesan. Orang-orang seringkali memandang dan mengaitkan prestasi-prestasi luar biasa yang dilakukannya dengan bakatnya. Padahal itu adalah satu kebohongan dan kesalahan dalam meilai kesuksesan seseorang, karena banyak sekali orang berbakat yang hidupnya biasa-biasa saja dan malahan sama sekali tidak bisa meraih kesuksesan.
Dari ayat bacaan perumpamaan tentang talenta, saya menemukan beberapa poin mengenai bakat / talenta:
1. Ayat 14 – 15 ; Setiap orang dianugerahi talenta yang luar biasa oleh TUHAN. TUHAN memberikan kepada kita berbeda sesuai dengan kapasitas kita masing-masing, ada yang diberi 5, ada yang diberi 2, ada yang diberi 1. Mungkin kalau kita akan berpikir bahwa ALLAH itu tidak adil, kenapa DIA tidak memberikan kepada tiap-tiap orang dengan jumlah yang sama. Menurut saya, TUHAN tetap memiliki tujuan yang baik buat kita di balik semua itu.
Saya ambil contoh si A dan si B:
A lahir di dalam sebuah keluarga Kristen, yang semuanya sudah teratur dan sudah melakukan kebenaran; maka ALLAH mengaruniakan 5 talenta kepada si A.
B lahir di dalam keluarga non Kristen yang belum mengerti kebenaran dan ALLAH mengaruniakan hanya 2 talenta kepada si B. Karena talenta di tangan orang yang belum mengerti kebenaran, biasanya berujung kepada dosa kesombongan, sehingga apabila ALLAH mengaruniakan talenta yang lebih banyak kepada si B, bisa jadi seumur hidupnya dia tidak akan pernah mau mencari TUHAN.
Namun kabar gembiranya adalah bahwa ALLAH tidak menutup kemungkinan kalau si B / hamba yang diberikan 2 talenta, pada garis akhir memiliki jumlah talenta yang sama dengan si A / hamba yang diberikan 5 talenta pada awal. Bisa jadi mereka sama-sama memiliki 7 talenta atau bisa juga mereka sama-sama memiliki 10 talenta. Bakat adalah pemberian, tetapi kesuksesan harus diraih.
2. Ayat 30 : Tidak mempergunakan talenta atau bakat adalah suatu perbuatan berdosa. ALLAH tidak pernah memberikan sesuatu tanpa alasan. ALLAH menganugerahkan masing-masing kita talenta untuk dapat dipergunakan bagi kemuliaan nama-NYA. Proses itu harus terjadi sepanjang hidup kita. Dulu, sebelum tahu mengenai kebenaran, saya pernah berpikir untuk bekerja giat pada masa muda saya, dan akhirnya mendapatkan passive income yang mana nantinya pada masa tua saya tidak usah bekerja lagi dan tinggal bersantai-santai sambil menikmati sisa hidup saja. Tapi ternyata, dari ayat ini boleh disimpulkan bahwa: pada saat seeorang memutuskan untuk tidak berbuat apa-apa lagi untuk mengembangkan diri, pada titik itulah kita sudah mulai melakukan perbuatan dosa, karena tujuan hidup kita adalah untuk memuliakan-NYA bukan untuk memuliakan diri kita sendiri. Dan ternyata kalau dilogika, memang benar tujuan TUHAN, DIA bukan hanya egois dan mencari kemuliaan sendiri; namun alasan tersebut juga dipikirkan untuk kebaikan manusia. Orang-orang tua yang sudah tidak bekerja dan hanya bermalas-malasan saja, kebanyakan tidak mau mengembangkan diri lagi, sehingga akhirnya menjadi cepat pikun, secara otomatis pelan-pelan mulai terserang penyakit dan akhirnya cepat meninggal.
3. Ayat 28 : ALLAH bisa mencabut talenta kita / Bakat yang tidak dipergunakan bisa hilang. Bakat yang hanya disimpan dan tidak pernah dipergunakan, bisa saja diambil oleh ALLAH. Sebetulnya kalaupun kita mengusahakan dan tidak menghasilkan tambahan talenta, TUHAN tidak akan marah kepada kita. Karena kita diciptakan bagi kemuliaan ALLAH, sama saja artinya pada saat hamba itu mengubur talentanya, kemudian dia tidak melakukan apa-apa dan hanya bermalas-malasan saja. Dan kalaupun talenta itu sudah berkembang lipat ganda, TUHAN sama sekali tidak akan pernah memintanya kembali.
4. Tiap-tiap kita harus mempertanggungjawabkannya kepada TUHAN
Pilihan-Pilihan yang Dapat Dilakukan untuk Memaksimalkan Talenta:
A. KEYAKINAN / KEPERCAYAAN DIRI
Matius 17:20b  …Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.
Dari ayat tersebut, kita bisa menyadari bahwa manusia memiliki potensi yang tidak terbatas. Tapi seringkali yang menciptakan batasan-batasannya adalah diri kita sendiri. Jika kita ingin menjadi lebih dari apa yang kita ada sekarang, kita perlu untuk yakin kepada diri sendiri, yakin akan kemampuan atau bakat kita. Keyakinan akan menciptakan impian-impian, impian menentukan harapan, harapan menentukan tindakan, dan akhirnya tindakan akan menentukan hasil.
Chris John, juara dunia tinju WBA, adalah sebuah contoh yang riil. Pada saat di Semarang, hampir setiap hari saya bertemu dengan Chris John yang sedang jogging di pinggir jalan. Jika kita memandang dari fisiknya yang kurus kering, kelihatannya Chris John sama sekali tidak ada potensi untuk menjadi juara dunia. Tapi saya yakin bahwa keyakinan diri dari sang ayah lah yang akhirnya mampu membentuk Chris menjadi seorang juara dunia seperti sekarang ini.
Keyakinan bisa ditumbuhkan dengan mengenali talenta kita dan percaya kepada diri sendiri lalu memiliki misi. Juga melalui komunitas; dalam hal ini lebih banyak berkaitan adalah komunitas keluarga.
B. GAIRAH / SEMANGAT
Amsal 18:14a  Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya.
Dengan semangat, orang tidak akan pernah berhenti atau menyerah walaupun mereka mengalami kegagalan beberapa kali. Semangat adalah api, Seperti sumbu yang dibakar, api akan terus maju dan tidak akan pernah berhenti sampai berhasil.
Untuk menjaga semangat, kita perlu menyukai pekerjaan yang kita lakukan serta memberikan prioritas-prioritas kepada pekerjaan sesuai kesukaan kita. Juga sama seperti dengan keyakinan, komunitas adalah salah satu yang terpenting untuk menumbuhkan semangat. Ada dua type komunitas: fire-fighter (=yaitu orang yang akan terus menyiramkan air di atas api semangat kita), type yang satu ini sebaiknya dijauhi; dan fire-lighter (=yaitu orang yang akan membantu kita menjaga api dalam diri kita untuk terus menyala, bahkan menyala lebih lagi), type yang seperti inilah yang seharusnya menjadi kumpulan komunitas kita, karena semangat adalah sikap yang dapat menular.
Ibunda dari (alm.) Bp. Yeremia Rim adalah salah satu contoh; bahwa dalam usianya yang ke-81, beliau baru saja menyelesaikan kuliah S-1 Theologi nya; juga beliau masih mau mengikuti kelas pemuridan Dasar Kekristenan dan Hidup Berjemaat. Dengan semangatnya yang masih berapi-api, kami sekelas pun juga ikut memiliki semangat yang sama.
C. INISIATIF
Pengkotbah 11:4  Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan senantiasa melihat awan tidak akan menuai.
Orang-orang yang berinisiatif adalah orang-orang yang tidak menunggu segala sesuatu untuk menjadi sempurna dulu untuk melakukan segala sesuatu.
Tunangan saya pernah bercerita bahwa pada waktu SMA, dia pernah menginginkan menjadi pelatih dan koordinator untuk tim menari, padahal saat itu teman dan guru-gurunya tidak ada yang mengetahuinya, sampai suatu hari ada tawaran dan dia berinisiatif mengajukan diri untuk mengambilnya dan berhasil. Kalau pada saat itu, dia tidak berinisiatif menawarkan diri, maka sampai sekarang keinginan itu hanya sekedar menjadi keinginan saja. Terlalu banyak dari kita seringkali memiliki ide yang brilliant tapi tidak pernah terwujud karena hanya berakhir dalam pikiran kita saja.
Untuk bisa mempunyai inisiatif, diperlukan keberanian untuk mampu mengalahkan ketakutan kita. Seringkali bayangan kita mengenai suatu masalah adalah jauh lebih besar daripada kenyataannya pada saat kita menjalaninya.
Ada sebuah cerita mengenai seorang pemilik rumah dengan kebun yang luas. Beberapa malam dia mendengar suara kodok yang bergema di kebunnya. Pagi berikutnya dia meminta tukang kebun untuk mencari kodok di kebunnya, yang ternyata hanya ada satu kodok yang membuat gema suara seolah-olah ada banyak kodok di kebunnya. Masalah adalah sama seperti kodok di dalam kebun. Mereka sering kelihatan besar dan banyak sebelum kita jalani. Tapi setelah kita jalani, ternyata tidak sebesar dan sebanyak yang kita kuatirkan.
D. FOKUS
I Korintus 9:26  Sebab aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan memukul.
Filipi 3:13b  aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku.
Seringkali bayangan masa lalu atau kegagalan di masa lalu yang menjadikan penghalang terbesar bagi orang untuk bisa terfokus pada sasaran sebenarnya yang di depan. Orang seharusnya belajar dari masa lalu dan tidak membiarkan diri hidup di dalamnya dan memusatkan perhatian pada hasil yang akan dicapai. Juga tidak terlampau hidup dalam masa depan. Masa depan sebaiknya hanya menjadi sasaran, tapi tidak membawa kita hidup di dalamnya saat sekarang.
Jim Elliot berkata, “Dimanapun Anda berada, jadilah seutuhnya disana.”
Fokus adalah sama saja dengan berburu dua kelinci sekaligus. Kita tidak akan pernah berhasil jika kita ingin menangkap keduanya sekaligus. Orang yang hidup dalam masa lalu sama seperti orang yang berburu dan meleset pada tembakan pertama dan ketakutannya terus membekas pada tembakan-tembakan berikutnya sehingga akhirnya tidak bisa memaksimalkan konsentrasinya. Orang yang hidup dalam angan-angan masa depannya adalah sama seperti pemburu yang hanya memegang senapannya dan hanya membayangkan kelinci bakar atau sate kelinci yang lezat tapi tidak pernah menarik pelatuk senapannya.
Untuk bisa memfokuskan diri kepada sasaran, diperlukan latihan.
E. SIKAP BISA DIAJAR
Amsal 1:5  baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan—
Penulis ayat di atas adalah Salomo, raja terbesar dan orang yang paling memiliki hikmat sepanjang masa; meskipun demikian Salomo masih tetap mau mendengar dan menambah ilmu. Belajar adalah suatu kegiatan yang tidak terbatas oleh umur. Namun seringkali orang-orang yang merasa berbakat malah mereka menjadi orang-orang yang tidak mau diajar lagi.
Kita bisa melihat perbedaan dari Raja Saul dan Raja Daud. Pada saat Samuel memperingatkan kesalahan Saul, dia malah membantah dan mencoba memposisikan diri tidak bersalah (1 Samuel 15:1-35). Sedangkan Raja Daud, pada saat Nabi Natan memperingatkan kesalahannya, dia langsung menyesal dan memohon ampun kepada TUHAN (2 Samuel 12:1-25). Dari kedua contoh ini, kita bisa melihat bahwa Saul memiliki sikap tidak bisa diajar yang akhirnya membawa kemurkaan ALLAH; sedangkan Daud memiliki sikap mau diajar yang pada akhirnya tetap membuahkan kesenangan ALLAH.
Musuh dari sikap bisa diajar adalah kesombongan dan untuk bisa memiliki sikap bisa diajar, harus ada sikap rendah hati.
F. KARAKTER
Matius 5:48  Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.
Bakat mampu membawa seseorang menuju ke puncak, namun tanpa karakter orang tidak akan mampu bertahan di puncak. Orang seringkali terbalik menerapkan: mereka menginginkan reputasi terlebih dahulu, tanpa memperhatikan karakter; padahal dengan memiliki karakter, maka secara otomatis kita akan memiliki reputasi.
Contoh tokoh dalam Alkitab yang memiliki karakter yang teguh adalah Yusuf. Dimana sejak dari penganiayaan oleh kakak-kakaknya, pemfitnahan oleh istri Potifar, juru masak yang melupakan dia di penjara; tapi kejadian-kejadian sepahit apapun tidak melunturkan karakternya.
Character is “what you are in the dark”
Untuk memiliki karakter, pertama-tama kita perlu memiliki prinsip-prinsip dan nilai-nilai dan belajar untuk menaklukkan diri sendiri dengan berdisiplin melakukannya.
G. TANGGUNG JAWAB
Matius 25:23b  Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Orang-orang yang menangani tanggung jawab mereka dengan baik akan mendapatkan kesempatan untuk menangani tanggung jawab tambahan.
Untuk menjadi seorang pribadi yang bertanggung jawab, mulailah dengan:
- berhenti mempersalahkan orang lain
- menyelesaikan apa yang sudah dimulai
- jangan harapkan orang lain untuk menggantikan Anda
End Story:
Seorang jenderal yang meninggal, bertemu dengan Rasul Petrus di gerbang surga. Karena tertarik dengan sejarah kemiliteran, sang jenderal bertanya, “Petrus, siapakah jenderal terbesar di sepanjang masa?” Petrus segera menjawab, “Oh, itu pertanyaan sederhana. Itulah orangnya yang ada disana.”
“Anda pasti keliru,” jawab jenderal. “Saya kenal orang itu sewaktu hidup dan dia hanya seorang pekerja biasa.” Itu benar, sahabatku; ia bisa menjadi jenderal terbesar sepanjang masa, jika saja ia menjadi seorang jenderal.”
Moral cerita ini adalah apa yang mau kita capai dalam hidup, semuanya bergantung kepada pilihan yang kita buat dan mau kita kerjakan. Dan yang terpenting bagi pertumbuhan kita adalah seorang mentor yang mau mengajar dan menumbuhkan potensi kita.

By: Budi Santoso